Jakarta (ANTARA News) - Ujian Nasional kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang seharusnya berlangsung mulai 29 Mei sampai dengan 1 Juni 2006 ditunda akibat musibah gempa bumi yang melanda kawasan tersebut pada Sabtu (27/5).
"Ujian nasional kesetaraan Paket A setara tingkat sekolah dasar, Paket B setara tingkat SLTP, dan Paket C setara tingkat SLTA serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia mulai 29 Mei sampai 1 Juni 2006," kata Direktur Pendidikan Kemasyarakatan Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, Sudjarwo, di Jakarta, Senin.
Namun, ia mengatakan, karena bencana alam tersebut, maka khusus untuk Propinsi DIY dan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, ditunda dan akan dilaksanakan pada tanggal 19 sampai dengan 22 Juni 2006 untuk paket C, serta tanggal 22 sampai dengan 24 Juni 2006 untuk Paket A dan Paket B.
"Seluruh biaya penyelenggaraan ujian nasional akibat penundaan ini ditanggung oleh Pemerintah", ujarnya.
Sudjarwo mengatakan, pelaksanaan UN untuk program kesetaraan secara nasional Paket A diikuti 29.477 peserta, Paket B sebanyak 142.027 orang dan Paket C sebanyak 109.436 orang, atau terdapat kenaikan rata-rata 57 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan, angka kelulusan peserta ujian nasional kesetaraan terus meningkat, misalnya angka kelulusan pada tahun 2005 mengalami peningkatan 62 persen bila dibandingkan tahun 2004, katanya.
"Peningkatan nilai kelulusan tidak semata-mata karena ada upaya pengantrolan nilai, agar peserta ujian kesetaraan lulus semua. Justru mulai tahun 2005 lalu pelaksanaan Ujian Nasional sudah melibatkan tenaga pengawas independen, sehingga pengawasannya menjadi lebih ketat," katanya.
Sementara itu, Koordinator Sekretariat Posko Sastgas Bencana Alam Depdiknas Pusat, Bambang Wasito Adi, mengatakan bahwa berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di daerah gempa di Yogyakarta dan Klaten, tengah dilakukan identifikasi dan pendataan sekolah/institusi pendidikan yang rusak, pendataan jumlah korban guru/dosen, siswa, mahasiswa, baik yang luka maupun meninggal.
"Selain itu, Diknas akan menyelenggarakan sekolah-sekolah darurat dan melaksanakan program bimbingan trauma dan konseling bagi para korban bencana," katanya.
Depdiknas juga telah menyediakan dan segera menyalurkan 30 paket senilai Rp4 juta untuk setiap kepala sekolah di kabupaten yang terkena bencana, serta untuk bantuan rehabilitasi kerusakan sekolah telah disediakan senilai Rp75 juta untuk SMP dan SMA, serta Rp65 juta untuk SD.
Ia mengatakan, Depdiknas pada hari Minggu (28/5) telah mengirim barang bantuan sebanyak 1000 paket berupa pakaian seragam sekolah, tas sekolah, buku, pensil, dan penghapus; 20 kodi kain sarung dan selimut, 300 paket makanan, obat-obatan, dan tenda. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006