mahasiswa Indonesia yang saat ini tengah belajar di Australia diharapkan tidak lupa sama kampung halamannyaJakarta (ANTARA) - Pemerintah meminta mahasiswa Indonesia kembali pulang ke Indonesia selepas studi di Australia untuk ikut berkontribusi membangun Indonesia.
"Indonesia membutuhkan talenta-talenta terbaik, untuk dapat membangun Indonesia, mendongkrak negara ini menuju negara maju, dan jangan sampai kita mengalami brain drain, karena talenta-talenta terbaik kita pergi meninggalkan negaranya setelah studi," ujar Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi dan Pendidikan Billy Mambrasar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Mengutip data dari Kemenkominfo, ia menyampaikan, pada tahun 2030 Indonesia membutuhkan tambahan 47 juta talenta digital untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju.
Mengutip data dari Kementerian PUPR, lanjut dia, Indonesia kekurangan 260.000 Insinyur setiap tahunnya untuk mendorong sektor pembangunan kritikal.
"Oleh sebab itu, mahasiswa Indonesia yang saat ini tengah belajar di Australia diharapkan tidak lupa sama kampung halamannya sendiri setelah lulus nanti, yakni Indonesia," katanya dalam acara tahunan "The Forum", yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) University of Melbourne Australia.
Baca juga: Kemenkominfo gandeng universitas asing cetak pemimpin digital di Sumut
Baca juga: Kepemimpinan digital dinilai penting menjawab tantangan digitalisasi
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, sektor BUMN saat ini menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja, membutuhkan suntikan energi baru dari talenta terbaik Indonesia termasuk yang tengah studi di luar negeri.
Oleh sebab itu, Kartika meminta agar para mahasiswa Australia ini dapat mempertimbangkan untuk bergabung memperkuat BUMN-BUMN di Indonesia, sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari.
Dalam kesempatan itu, CEO Buka Lapak Willix Halim menceritakan keputusannya untuk kembali ke Indonesia, dan ikut memimpin salah satu perusahaan marketplace terbesar di Indonesia, yakni Bukalapak.
Menurutnya, kenyamanan berbisnis di sektor start up, khususnya digital jauh lebih tinggi dirasakan di Indonesia, dibandingkan dengan di Australia.
"Saya melihat bahwa Pemerintah Indonesia, khususnya di era Presiden Joko Widodo ini memberikan perhatian yang luar biasa kepada sektor startup dan digital, jika dibandingkan dengan Australia," tuturnya.
"The Forum" merupakan talkshow tahunan yang diusulkan sebagai wadah bagi Pelajar Indonesia untuk berinteraksi dengan para pakar dan tokoh masyarakat tentang isu-isu seputar politik, ekonomi, dan masyarakat Indonesia.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, sektor BUMN saat ini menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja, membutuhkan suntikan energi baru dari talenta terbaik Indonesia termasuk yang tengah studi di luar negeri.
Oleh sebab itu, Kartika meminta agar para mahasiswa Australia ini dapat mempertimbangkan untuk bergabung memperkuat BUMN-BUMN di Indonesia, sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari.
Dalam kesempatan itu, CEO Buka Lapak Willix Halim menceritakan keputusannya untuk kembali ke Indonesia, dan ikut memimpin salah satu perusahaan marketplace terbesar di Indonesia, yakni Bukalapak.
Menurutnya, kenyamanan berbisnis di sektor start up, khususnya digital jauh lebih tinggi dirasakan di Indonesia, dibandingkan dengan di Australia.
"Saya melihat bahwa Pemerintah Indonesia, khususnya di era Presiden Joko Widodo ini memberikan perhatian yang luar biasa kepada sektor startup dan digital, jika dibandingkan dengan Australia," tuturnya.
"The Forum" merupakan talkshow tahunan yang diusulkan sebagai wadah bagi Pelajar Indonesia untuk berinteraksi dengan para pakar dan tokoh masyarakat tentang isu-isu seputar politik, ekonomi, dan masyarakat Indonesia.
Baca juga: PPI Australia gelar promosi budaya dan konser amal Soundquriang 9
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023