"Saya berharap Mahkamah Agung diisi oleh hakim-hakim yang benar-benar agung, yang nanti akan menjadi pemutus yang benar-benar adil," kata Indra kepada ANTARA News, Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, dalam melakukan seleksi calon hakim agung, KY seyogyanya tidak memaksakan diri dalam memenuhi kuota. "Kalau memang banyak yang tidak memenuhi kualifikasi yang diinginkan, maka jangan dipaksa-paksakan," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Selain itu, lanjutnya, dalam melakukan seleksi, KY semestinya benar-benar memperhatikan rekam jejak para calon dan juga memperhatikan, memverifikasi, serta mengklarifikasi masukan dari elemen-elemen masyarakat yang concern dalam proses seleksi calon hakim agung tersebut.
Menurutnya, apabila dari calon hakim yang tersedia banyak tidak memenuhi kriteria dan akan berimplikasi tidak terpenuhinya kuota, maka hal itu lebih baik, daripada memaksakan nama-nama yang tidak memenuhi kriteria diserahkan ke DPR.
Atau, tambahnya, pilihan kedua, nama-nama yang diserahkan hanya untuk kuota terbatas sesuai jumlah kelipatan yang lulus seleksi KY, setelah itu KY segera mlakukan seleksi tambahan/lanjutan untuk kekurangan kuota tersebut.
"Saya berharap nama-nama yang diajukan ke DPR merupakan calon-calon yang benar-benar sudah "clear". Sehingga nantinya siapapun calon hakim agung yang akan dipilih oleh DPR RI, maka yang terpilih sudah dipastikan merupakan hakim agung yang berkualitas dan teruji integritasnya," kata Indra.
Komisi Yudisial tengah melakukan seleksi calon hakim agung. 15 calon hakim agung akan diserahkan ke DPR RI guna menjalani uji kepatutan dan kelayakan.
"Insya Allah, tanggal 6 Desember 2012, hasilnya akan diserahkan ke DPR RI," kata Ketua Komisi Yudisial, Eman Suparman.
(Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012