"Setelah CPO, kita akan kerjakan lain lagi, kita punya kopi, karet, cassia vera (kayu manis), itu mendominasi dunia. Kita banyak komoditi, tapi itu nanti kita kerjakan pelan-pelan," ujar Didid dalam diskusi media di Jakarta, Jumat.
Didid menyampaikan, Indonesia merupakan penyumbang 80-100 persen kebutuhan komoditi karet, kopi dan kayu manis di dunia. Oleh karenanya, diharapkan Indonesia bisa memiliki harga acuan sendiri.
Bappebti saat ini tengah fokus mempersiapkan bursa komoditi minyak sawit mentah. Kesuksesan minyak sawit mentah mendatang diharapkan dapat menjadi acuan untuk membuat bursa komoditi lainnya.
"Tentu tidak harus saat ini, mudah-mudahan kita punya roadmap seperti CPO nanti, jadi kita bisa bikin dua secara bersamaan," kata Didid.
Bursa komoditi minyak sawit mentah diharapkan bisa meluncur pada Juni 2023. Bappebti telah menyiapkan beberapa opsi untuk menjadikan komoditi minyak sawit mentah Indonesia sebagai harga acuan di pasar global.
Namun demikian, mewujudkan bursa komoditi bukan hal yang mudah. Selama ini, harga CPO Indonesia masih mengikuti Malaysia dan belum memiliki acuan sendiri.
Menurut Didid, bursa komoditi bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi semua pihak mulai dari petani, pedagang, pengusaha dan penerimaan pajak.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023