Dukungan ini diharapkan bisa memberikan motivasi dan rangsangan dalam membuat film pendek di berbagai daerah. Jadi kuantitas dan kualitas film pendek bisa naik secara signifikan,"

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan apresiasi kepada 15 insan pembuat film pendek Indonesia yang berprestasi di luar negeri sebagai bentuk stimulasi untuk meningkatkan jumlah dan mutu karya film pendek Indonesia.

Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemdikbud Sulistyo Tirtokusumo dalam sambutan pada pemberian penghargaan di Graha Utama Kemdikbud, Jakarta, Senin, mengatakan penghargaan itu sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam mengembangkan dan memajukan film pendek Indonesia dalam bentuk uang tunai senilai Rp50 juta.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan kegiatan Pendukungan Pembinaan dan Pengembangan Film Pendek di Dalam dan Luar Negeri sebagai bentuk perhatian dan dukungan terhadap perkembangan kemajuan dan pembinaan film pendek Indonesia. Kami ingin memberikan ruang kepada komunitas-komunitas film supaya tetap eksis," katanya.

Program Pendukungan Pembinaan dan Pengembangan Film Pendek di Dalam dan Luar Negeri bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jumlah pelaksanaan festival dan pemutaran film pendek di Indonesia.

"Dukungan ini diharapkan bisa memberikan motivasi dan rangsangan dalam membuat film pendek di berbagai daerah. Jadi kuantitas dan kualitas film pendek bisa naik secara signifikan," kata Sulistyo.

Pada kesempatan itu, Kemdikbud juga menyerahkan Anugerah Pengabdian Seumur Hidup kepada Gatot Prakosa pelopor film pendek eksperimental di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Gatot berharap semua pihak bisa membantu dan mengembangkan film pendek Indonesia, termasuk industri perfilman Indonesia. "Penghargaan pemerintah ini memberi spirit atau semangat dan dorongan untuk terus berkarya".

Gatot telah membuat film film eksprimental sejak masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1970-an hingga menjadi Dekan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Cakupan karyanya mulai dari animasi dengan teknik menggambar langsung di film, dan berobyek buah dan telur.

15 penerima apresiasi film pendek tersebut adalah Faozan Rizal (eksplorasi sinematografi), BW Purbanegara, peraih penghargaan Citra hingga film pendek terbaik di Vladivostok Film Festival, Tony Trimarsanto pembuat film-film dokumenter; Yuli Andari pemenang dokumenter terbaik dalam Festival Epona France dan sutradara terbaik di Teheran International Short Film Festival.

Chairun Nissa, penerima penghargaan khusus di Rome Independent Film Festival; Ariani Darmawan atas konsistensinya dengan film-film pendek yang mempunyai bentuk dan cara bertutur yang tidak biasa. Ismail Basbeth dinilai sebagai pembuat film paling aktif dan serius membuat film pendek dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Bowo Leksono, yang konsisten dalam menggerakkan dan membangun komunitas-komunitas film pendek lokal, Ari Rusyadi, pembuat film muda yang berhasil menunjukkan benturan antara tradisi dan modernitas dalam filmnya, sedangkan Eddie Cahyono dipandang aktif mencari tema berbeda sesuai perkembangan zaman; Yosep Anggi Noen, dengan kemampuannya menggambarkan situasi dan fenomena lokal dalam konteks yang global.

Tintin Wulia, yang memiliki gaya bertutur unik dalam filmnya; Aryo Danusiri, pembuat film dokumenter dengan latar belakang disiplin ilmu antropologi dan Hafiz, yang menghasilkan karya dokumenter dengan pendekatan yang berbeda dan berani

Komite Seleksi terdiri dari Hanung Bramantyo (sutradara), Ifa Isfansyah (sutradara), Sari Mochtan (produser), Ladya Cheryl (aktris), Tito Imanda (akademisi), Zakiah (komunitas film), dan Varadilla (komunitas film).

(Z003/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012