Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menganggap pelemahan rupiah yang terjadi saat ini tidak mengkhawatirkan, karena disebabkan oleh faktor global dan diikuti pelemahan mata uang regional lainnya. Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur BI, Aslim Tadjudin, di Gedung MPR/DPR Jakarta, Senin. "Maksud saya, kita jangan terlalu khawatir mengenai pergerakan rupiah. Itu searah dengan mata uang regional. Hemat saya itu hal yang wajar di pasar valuta asing," katanya. Rupiah pada perdagangan pekan lalu sempat menyentuh level Rp9.400 per dolar AS setelah pada dua pekan lalu pada level Rp8.715 per dolar AS. Aslim mengemukakan dengan sistem ekonomi terbuka dan sistem devisa bebas yang dianut Indonesia, adanya pelemahan di sektor regional juga akan berpengaruh pada Indonesia. Saat ditanya berapakah nilai ekuilibrium (titik keseimbangan) yang baru untuk rupiah, ia mengatakan BI menyerahkan hal tersebut kepada pasar. "Yang kita jaga adalah agar volatilitasnya tidak terlalu tajam. Jadi hemat saya fundamental kita cukup bagus dan jangan terlalu khawatir terhadap pergerakan rupiah," ujarnya, seraya menambahkan bahwa hal yang harus dikhawatirkan adalah jika yang mengalami pelemahan itu hanya Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2006