Yogyakarta (ANTARA News) - Jumlah korban tewas dalam bencana gempa bumi berkekuatan 5,9 pada skala richter di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Sabtu pagi lalu, hingga Senin pukul 11.00 WIB telah mencapai 5.135 orang.Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan, banyak korban yang memang masih terus ditemukan setelah alat-alat berat diterjunkan untuk membersihkan puing-puing reruntuhan berbagai bangunan yang hancur akibat gempa itu.Laporan sekitar sejam sebelumnya, jumlah korban tewas menurut Wakil Kepala Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah (Jateng), Mayjen TNI Sunarso, tercatat 4.948 orang. Sebagian besar korban berasal dari Kabupaten Bantul.Menurut Andi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan terus memantau pendistribusian bantuan bagi para korban gempa bumi di Yogyakarta agar penyalurannya benar-benar tepat sasaran. "Mudah-mudahan hari ini Bandara Adi Sucipto sudah bisa berfungsi sehingga bisa didarati oleh pesawat yang membawa bantuan dan kemudian pendistribusikannya. Presiden akan melihat langsung kegiatan penyalurannya," katanya. Bantuan untuk para korban gempa, menurut dia, saat ini mulai banyak berdatangan dari berbagai daerah dengan menggunakan truk. Demikian juga bantuan dari internasional seperti asal Singapura mulai masuk. Andi juga mengungkapkan, Bandar Udara (Bandara) Adi Sutjipto Yogyakarta diperkirakan mulai hari Senin ini bisa digunakan. Juru Bicara Kepresidenan itu selanjutnya mengatakan, sejak hari pertama tiba di Yogyakarta, Presiden Yudhoyono telah melakukan serangkaian rapat dengan para stafnya. Rapat tersebut tidak hanya membahas masalah penanganan bencana, tapi juga isu-isu kenegaraan lainnya yang harus dikelola. Dengan kondisi seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan berbagai rapat termasuk sidang kabinet akan dilakukan untuk sementara ini di Gedung Agung(Istana Kepresidenan), Yogyakarta. Presiden Yudhoyono, belum memutuskan sampai kapan akan berkantor di Istana Kepresidenan Yogyakarta itu, padahal sebelummnya disebut-sebut presiden berkantor di Gedung Aguung hingga Selasa (30/5). "Pokoknya Presiden berkantor disini sampai kita lihat situasinya sampai kapan," katanya Namun, menurut Andi, Presiden telah memutuskan menunda kunjungannya ke Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). Sebelumnya pada Senin pagi, Jubir Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal telah memastikan bahwa Presiden akan menunda kunjungannya ke Korsel dan Korut yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 5-9 Juni 2006.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006