"Kami ucapkan selamat kepada Arab Saudi yang menjadi mitra wicara SCO," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Kamis.
Dengan bergabungnya Arab Saudi ke SCO, jelas dia, China siap memperkuat kerja sama dengan Saudi di SCO.
"Kerja sama dengan Saudi di SCO ini untuk memberikan kontribusi lebih banyak dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan serta mendukung pembangunan bersama," ujarnya.
Kabinet Arab Saudi, Rabu (29/3), menerima keputusan untuk bergabung dengan SCO, demikian laporan Kantor Berita Saudi SPA.
Pada Rabu itu juga proyek kimia berskala besar yang didanai investor China dan Arab Saudi mulai dibangun di Panjin, Provinsi Liaoning, China.
Dalam proyek senilai 83,7 miliar yuan (sekitar Rp18,3 triliun) tersebut perusahaan Saudi, Aramco, memiliki 30 persen saham.
Sementara North Huajin Chemical Industries Group Corporation dan Panjin Xincheng Industrial Group, masing-masing memegang 51 dan 19 persen. Setelah beroperasi, proyek tersebut diproyeksikan sebagai basis industri petrokimia berkelas dunia di China.
Bidang-bidang yang dikerjasamakan oleh anggota SCO, di antaranya perbatasan, ekonomi, energi, dan budaya.
Selain lima negara pendiri yang disebut dengan Shanghai Five, negara anggota SCO adalah Uzbekistan, India, Iran, Mongolia, dan Pakistan.
Baca juga: Megaproyek kimia China-Arab Saudi masuki tahap konstruksi
Baca juga: Xi Jinping: Hubungan Saudi-Iran perkuat solidaritas regional
Baca juga: Perusahaan China dan Saudi buka pabrik perakitan bus di Mesir
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023