Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Para pemain klub sepak bola PS Palembang, Sumatera Selatan memasang pita hitam di lengan tangan sebagai tanda dukacita atas gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun ini.
​​​​​​
Presiden klub PS Palembang Ratu Dewa, dikonfirmasi di Palembang, Kamis, mengatakan
ban hitam tersebut akan dikenakan para pemain hingga pada level junior PS Palembang selama menjalani latihan dan pertandingan persahabatan.

PS Palembang merupakan salah satu klub berasal dari Sumatera Selatan yang bermain di Liga III Indonesia.

"Ya, dikenakan sebagai bentuk ke keprihatinan, tanda dukacita setelah Piala Dunia U-20 di Indonesia dibatalkan FIFA," kata Ratu.

Baca juga: Masyarakat Peduli Timnas minta Wayan Koster minta maaf

Baca juga: Wali Kota Bandung sayangkan PD U-20 batal dilaksanakan di Indonesia

Menurut dia, dibatalkannya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Tanah Air memberikan kesedihan yang mendalam bagi segenap pemain dan ofisial klub berjulukan Laskar Segentar Alam.

Bagaimana tidak, ajang sepak bola terbesar nomor dua di dunia itu sudah sangat dinantikan bahkan menjadi motivasi bagi mereka yang sebagian besar diisi pemain muda mulai dari U-17 dan U-20.

Terlebih Kota Palembang, Sumatera Selatan, dipersiapkan untuk menjadi salah satu dari enam provinsi sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia yang sebelumnya diagendakan pada 20 Mei - 11 Juni 2023.

Keenam provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan dan Bali.

"Kami prihatin karena ajang itu telah menjadi impian setiap pemain muda Indonesia. Pembatalan ini mengandaskan asa anak-anak, putra daerah Palembang, karena rekan mereka di Timnas U-20 Indonesia gagal pula tampil di piala dunia untuk pertama kalinya," kata Ratu, yang sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Palembang itu.

Kendati demikian, dia menilai, terlepas dari rasa keprihatinan tersebut semua pihak harus bersikap dewasa menerima pembatalan ini dan berusaha mengevaluasi diri untuk bisa lebih baik di kemudian hari.

"Pemerintah pusat-daerah sudah berusaha maksimal mempersiapkan segala sesuatunya tapi kembali FIFA ada penilaian tersendiri, yang mesti diterima lapang dada," ujarnya.

Untuk diketahui, Federasi sepak bola dunia (FIFA) mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar, Rabu (29/3), dengan mempertimbangkan situasi terkini Indonesia.

Sebelum mencoret Indonesia sebagai tuan rumah, FIFA telah terlebih dahulu membatalkan proses drawing peserta grup yang mestinya berlangsung di Bali, Jumat (31/3).

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan bahwa keputusan FIFA sebagai badan sepak bola dunia bersifat mutlak dan tidak dapat ditolak.

Meski tidak menyebut kisruh soal Israel sebagai penyebab Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, namun diyakini hal itu memberi dampak pada keputusan FIFA.

"Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepak bola tetap menegakkan kepala atas keputusan berat FIFA ini. Sebab saya berpendirian, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras melakukan transformasi sepak bola menuju sepak bola bersih dan berprestasi," ujarnya.*

Baca juga: Shin Tae-Yong tak mampu berkata-kata terkait Piala Dunia U-20

Baca juga: Zainudin Amali cemaskan potensi sanksi yang mungkin dijatuhkan FIFA

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023