... siaga menyiapkan sejumlah antisipasi... "Tokyo (ANTARA News) - Segera setelah Korea Utara mengumumkan rencana pelunsuran lagi roketnya, Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, memerintahkan kementerian terkait siaga menyiapkan sejumlah antisipasi.
Noda mengatakan ia akan mencari kerja sama dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, Rusia, dan China, untuk mendesak Korea Utara menghentikan peluncuran, yang akan dilakukan antara 10-22 Desember, kata Kantor Berita Jepang, Kyodo.
Jepang juga akan membawa masalah itu pada perundingan tingkat tinggi dengan Korea Utara, Rabu dan Kamis pekan depan di Beijing, berusaha membujuk negara itu untuk membatalkan rencananya. Jepang bisa dibilang hanya "sepelemparan batu" dari Korea Utara di Semenanjung Korea.
Korea Utara mengumumkan rencana itu pada Sabtu, mengatakan satelit yang akan dibopong itu adalah satelit pengamatan bumi, versi kedua dari Kwangmyongsong-3, akan diluncurkan memakai roket Unha-3 dari Pusat Ruang Angkasa Sohae, di Provinsi Phyongan Utara.
Jepang juga akan membawa masalah itu pada perundingan tingkat tinggi dengan Korea Utara, Rabu dan Kamis pekan depan di Beijing, berusaha membujuk negara itu untuk membatalkan rencananya. Jepang bisa dibilang hanya "sepelemparan batu" dari Korea Utara di Semenanjung Korea.
Korea Utara mengumumkan rencana itu pada Sabtu, mengatakan satelit yang akan dibopong itu adalah satelit pengamatan bumi, versi kedua dari Kwangmyongsong-3, akan diluncurkan memakai roket Unha-3 dari Pusat Ruang Angkasa Sohae, di Provinsi Phyongan Utara.
April lalu, Korea Utara mencoba pelunduran roket dan satelitnya ke antariksa menandai 100 tahun pendiri republik komunis itu, Kim Il-sung. Namun peluncuran memakai roket yang sama, Unha-3, gagal total dan meluruk ke laut.
(H-AK)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012