Vatican City (ANTARA) - Paus Fransiskus harus menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa hari karena mengalami infeksi saluran pernapasan, menurut Vatikan.
Dalam pernyataan pada Rabu, Vatikan mengatakan paus berusia 86 tahun itu dibawa ke rumah sakit Gemelli di Roma setelah mengeluh susah bernapas selama beberapa hari terakhir.
Tes menunjukkan bahwa dia menderita infeksi tetapi bukan COVID-19, kata pernyataan itu.
Fransiskus, yang bulan ini genap 10 tahun menjadi paus, terkadang bernapas pendek-pendek dan lebih sering mengalami gangguan pernapasan.
Sebagian paru-parunya diangkat saat berusia 20-an ketika dia mengikuti pelatihan untuk menjadi pendeta di negara asalnya, Argentina.
Perawatan kali ini dijalani Fransiskus menjelang misa Minggu Palma pada 2 April, acara pertama dalam pekan yang sibuk sebelum Minggu Paskah pada 9 April.
Situasi saat ini menimbulkan keraguan apakah dia akan mampu memimpin kebaktian seperti biasa.
Kondisi kesehatan Fransiskus telah mengundang perhatian dalam dua tahun terakhir.
Dia telah menjalani operasi usus besar dan mulai menggunakan kursi roda atau tongkat karena salah satu lututnya mengalami sakit kronis.
Vatikan semula mengatakan Fransiskus dibawa pergi pada Rabu untuk pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi media Italia melaporkan dia tiba di RS dengan ambulans setelah membatalkan jadwal wawancara TV di menit-menit terakhir.
Saat menghadiri audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus pada pagi harinya, dia terlihat dalam keadaan sehat.
Baca juga: Paus Fransiskus akan gelar Misa untuk peringati 10 tahun kepausan
Argentina "Membutuhkannya"
Di Argentina, umat Katolik berdoa untuk kesembuhan sang paus, yang belum "pulang kampung" sejak pindah ke Vatikan 10 tahun lalu.
"Jika Paus bisa mendengar kami, saya akan katakan padanya kami membutuhkannya karena reformasi yang dihadapinya belum selesai," kata Prof Marcela Mazzini di Seminari Tinggi Inmaculada Concepcion, Buenos Aires.
Sekolah itu adalah tempat menimba ilmu sang paus, yang saat itu bernama Jorge Mario Bergoglio.
Argentina tengah menghadapi perpecahan politik, angka inflasi 99 persen, dan tingkat kemiskinan hampir 40 persen.
"Saya pikir Anda tidak akan 'pergi' tanpa terlebih dulu datang ke Argentina," kata Goggi (40), insinyur asal Santiago, merujuk pada kemungkinan sang paus mangkat sewaktu-waktu.
"Anda harus menengok kami," lanjutnya.
Anak imigran Italia itu hidup sederhana ketika menjadi uskup agung Buenos Aires. Dia bepergian dengan angkutan umum dan tetap rendah hati saat menengok orang-orang miskin di sejumlah permukiman kumuh, di mana banyak orang masih mengenangnya.
Baca juga: Paus kecam keras perdagangan manusia di Laut Mediterania
Kondisi Kesehatan
Pemimpin 1,4 miliar penganut Katolik Roma itu menderita divertikulitis, kondisi yang dapat memicu peradangan usus besar. Dia menjalani operasi untuk mengangkat sebagian usus besarnya pada 2021.
Dia mengatakan pada Januari kondisinya telah pulih dan berat badannya bertambah. Namun, dia mengatakan dirinya tidak terlalu khawatir dan tidak menjelaskan maksudnya.
Dalam wawancara dengan Reuters tahun lalu, Fransiskus mengatakan dia memilih tidak menjalani operasi pada lututnya karena tidak ingin lagi menderita efek negatif jangka panjang dari anestesi, yang dideritanya setelah operasi pada 2021.
Sepulang dari perjalanan dari Kanada Juli lalu, dia mengakui bahwa dirinya yang kian renta dan kesulitannya berjalan mungkin telah mendorongnya ke fase baru kepausan yang lebih lambat.
Namun sejak itu, dia mengunjungi Kazakhstan, Bahrain, Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan.
Dia juga berjanji untuk mengunjungi Hongaria pada akhir April, Portugal pada Agustus dan Kota Marseille, Prancis pada September.
Dia mengatakan, jika memungkinkan, dia ingin terbang dari Marseille ke Mongolia.
Fransiskus telah memberi sinyal bahwa dia akan mengikuti jejak pendahulunya Benediktus XVI, yang mengundurkan diri dengan alasan kesehatan pada 2013.
Dalam wawancara TV pada 12 Maret dia ditanya tentang kondisi apa yang akan membuatnya berhenti menjadi paus.
"Keletihan, yang tidak memungkinkan Anda melihat segala sesuatu dengan jelas. Kurangnya kejernihan, tidak tahu bagaimana menilai situasi," jawab Fransiskus.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus Fransiskus serukan kesempatan setara bagi wanita
Baca juga: Fransiskus: Mundur sebagai paus jangan jadi "kebiasaan"
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023