"Warga bisa merasakan dampak langsung dari perkembangan objek wisata."

Palembang (ANTARA News) - Lomba memancing akan terus dipromosikan sehingga menjadi ajang wisata khas Indonesia, kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar.

"Sungai Musi menjadi salah satu lokasi memancing yang sangat representatif untuk ditawarkan kepada wisatawan mancanegara," katanya ketika membuka "Musi International Fishing Tournament," di Palembang, Sabtu.

Menurut dia, banyak yang bisa didorong untuk menjadi wisata unggulan di Indonesia, termasuk di Palembang dengan Sungai Musi yang unik dan memiliki keragaman ikan dan biota lainnya.

Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong terselenggaranya kegiatan wisata di Kota Pempek itu, termasuk menjadi lomba mancing internasional sebagai ajang tahunan.

Ia mengatakan, perkembangan wisata akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Warga bisa merasakan dampak langsung dari perkembangan objek wisata, seperti peningkatan permintaan makanan khas dan kerajinan serta industri perhotelan yang berkembang pesat," katanya.

Wali Kota Palembang, Eddy Santana Putra, mengemukakan bahwa lomba memancing internasional ditetapkan sebagai kegiatan wisata setiap tahun.

"Kali ini bukan hanya peserta Asia, tetapi kegiatan itu diikuti juga perwakilan dari empat benua lainnya," ujarnya.

Eddy menyatakan, lomba memancing juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan penangkapan ikan secara tidak sah (illegal fishing).

Selama ini masih ada masyarakat yang menangkap ikan dengan cara-cara tidak alami, antara lain menggunakan zat beracun potas, bahkan bahan peledak atau bom ikan.

Oleh karena itu, ia mengemukakan, memancing dengan cara alami menjadi salah satu upaya melestarikan biota sungai.

Pemerintah Kota Palembang dalam acara itu juga menyebarkan 50.000 anakan ikan patin dan puluhan ikan belida yang selama ini menjadi simbol menjaga kelestarian ikan khas Sungai Musi.
(T.KR-NE/I016)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012