New York (ANTARA) - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan ketiga indeks utama berakhir sedikitnya satu persen karena prospek optimis dari Micron Technology dan perusahaan lain meredakan beberapa kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 323,35 poin atau 1,0 persen, menjadi menetap di 32.717,60 poin. Indeks S&P 500 bertambah 56,54 poin atau 1,42 persen, menjadi berakhir di 4.027,81 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 210,16 poin atau 1,79 persen, menjadi ditutup di 11.926,24 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor real estat dan teknologi masing-masing naik 2,31 persen dan 2,09 persen, memimpin keuntungan.
Sebagai tanda potensi penguatan lebih lanjut, S&P 500 juga ditutup di atas rata-rata pergerakan 50 hari untuk pertama kalinya sejak 6 Maret, sebelum dimulainya krisis bank, dan indeks volatilitas CBoe, pengukur ketakutan Wall Street, berakhir pada level terendah sejak 8 Maret.
Saham Micron melonjak 7,2 persen, mendorong Nasdaq dan S&P 500, dan memimpin kenaikan dalam indeks semikonduktor PHLX, yang ditutup 3,3 persen lebih tinggi.
Pembuat cip memori itu pada Selasa malam (28/3/2023) memperkirakan penurunan pendapatan kuartal ketiga sejalan dengan ekspektasi Wall Street, sementara memberikan prospek cerah untuk 2025 dengan kecerdasan buatan meningkatkan penjualan.
Menambah optimisme, Lululemon Athletica Inc melonjak 12,7 persen setelah perkiraan hasil tahunan yang optimis.
"Kami memiliki beberapa bacaan bagus tentang ekonomi dari beberapa perusahaan," kata King Lip, kepala strategi investasi di BakerAvenue Wealth Management di San Francisco.
"Micron adalah semacam mikrokosmos ekonomi global karena cip mereka masuk ke begitu banyak industri dan sektor yang berbeda. Jika mereka optimis tentang hal-hal dalam hal pesanan, itu berarti ekonomi secara keseluruhan berjalan dengan baik."
Sebagian besar perusahaan S&P 500 mulai melaporkan hasil keuangan kuartal pertama pada pertengahan April.
Investor juga mencoba untuk mengukur apakah gejolak dalam sistem perbankan mungkin mereda, dan apa artinya bagi kebijakan Federal Reserve.
"Orang-orang merasa sedikit lebih nyaman dengan setiap hari yang berlalu sejak kami mengalami kegagalan," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Stamford, Connecticut.
Gejolak perbankan, yang dimulai awal Maret dengan runtuhnya Silicon Valley Bank, menyebabkan aksi jual cepat di saham sektor itu dan memicu kegelisahan tentang kekuatan ekonomi.
Pada Senin (27/3/2023), pemberi pinjaman regional AS First Citizens BancShares mengakuisisi aset Silicon Valley Bank.
Michael Barr, Wakil Ketua Fed untuk Pengawasan, mengatakan kepada Kongres bahwa cakupan kesalahan atas kegagalan Silicon Valley Bank meluas ke seluruh eksekutif bank.
Investor sedang menunggu data pengeluaran konsumsi pribadi pada Jumat (31/3/2023) untuk petunjuk lebih lanjut tentang inflasi. The Fed telah menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,61 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 12,73 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall St berakhir turun, investor pertimbangkan komentar tentang bank
Baca juga: Wall Street ditutup beragam, kesepakatan SVB angkat saham bank
Baca juga: Wall St ditutup menguat setelah pejabat Fed redakan ketakutan bank
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023