Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Musim panen tembakau virginia di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung telah berakhir karena tanaman petani komoditas itu sudah kurang produktif menghasilkan daun tembakau berkualitas baik.
"Sebagian petani tembakau sudah membabat habis tanaman mereka karena sudah tidak produktif lagi," kata Suliswati salah satu pekerja di pertanian tembakau di Desa Sidoreno Kecamatan Waypanji Lampung Selatan. Sabtu.
Ia mengatakan, kurang lebih lima bulan terakhir para petani menekuni budi daya itu, dari proses penanaman hingga panen selama dua bulan dan proses pemanenan selama tiga bulan.
Kualitas daun tembakau pada penghujung masa panen ini tidak sebaik pada awal panen karena lembar daun lebih kecil dan kurang bagus hingga banyak petani yang mengakhiri masa panen sesuai dengan prosedur lama pemanenan.
"Produksi daun juga lebih sedikit kurang dari satu ton, sedangkan standarnya sampai tiga ton seperti saat awal pemanenan," ujar dia.
Pekerja lain, Sri Hartati mengatakan harga tembakau pada musim ini cukup stabil mencapai Rp30.000 per kilogram sedangkan daun yang kurang bagus hanya Rp5.000 per kilogram.
Tembakau itu nantinya akan disetorkan kepada penampung di Punggur, Lampung Tengan sebagai penampung besar, kata dia.
Selama ini, ia menekuni pekerjaan mengeringkan daun tembakau itu dengan upah Rp500 per satu baris ikatan tembakau.
"Sehari bisa mendapatkan 100 ikat jadi penghasilannya Rp50.000 per hari," kata dia.
Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Lampung Selatan, luas tanaman tembakau petani di daerah itu mencapai 62,5 hektare yang tersebar di empat kecamatan yakni, Waypanji, Palas, Sidonulyo dan Kalianda.
Kemitraan budi daya tembakau itu antara petani dengan PT Expor Leaf Indonesia sebagai proyek percontohan dari pemerintah setempat.
(ANT)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2012