Pembudi daya dapat mendapatkan akses hingga senilai Rp2 miliar dengan tempo pembayaran hingga enam bulan

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) perikanan di bidang aquaculture intelligence pertama di Asia, eFishery, memberikan perluasan akses pembiayaan ke pembudi daya ikan dan udang melalui layanan Kabayan yang merupakan singkatan dari kasih, bayar nanti.

"Kabayan kita bekerja sama dengan peer to peer lending, perbankan untuk pinjaman akses pembiayaan," kata CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam acara eFishery Impact Report di Jakarta, Rabu.

Sejak diluncurkan pada akhir Januari 2020, eFishery telah membuka akses untuk 15 ribu pembudi daya ke institusi finansial yang terdaftar dan diawasi OJK melalui Kabayan.

Dengan bergabung dengan eFishery, pembudi daya dapat mendapatkan akses hingga senilai Rp2 miliar dengan tempo pembayaran hingga enam bulan.

eFishery, lanjutnya, bertugas sebagai fasilitator yang menyediakan data produksi pembudi daya seperti lokasi budi daya, jumlah kolam, pakan yang digunakan hingga jumlah panen ikan hasil budi daya.

Diharapkan dengan adanya data yang jelas tersebut membuat para institusi finansial tidak ragu untuk memberikan pembiayaan.

"Karena kita tahu hasil panennya berapa, mereka pakai pakan berapa, kita bisa estimasi kemampuan dan kapabilitas masing-masing pembudi daya untuk membayar pinjaman. Itu yang kita berikan analisa atau credit scoringnya (kepada institusi finansial)," jelasnya.

Bentuk pembiayaan yang akan diterima pembudi daya, disebut Gibran, seperti layaknya limit paylater yang mana hanya bisa digunakan untuk membeli pakan di platform eFishery.

"Kita tidak memberikan pembiayaannya karena memang yang memberikan pembiayaannya langsung institusi yang memiliki lisensi OJK. Kita hanya agregator dan memberikan aksesnya," ujarnya.

Selain memberikan akses pembiayaan, eFishery juga memberikan akses pasar kepada para pembudi daya ikan dan udang.

Sepanjang 2022, tercatat startup ini telah memfasilitasi Rp1,1 triliun total transaksi penjualan ikan air tawar dan Rp1,13 triliun total transaksi penjualan udang. Sedangkan untuk total transaksi penjualan pakan ikan dan udang mencapai Rp1,99 triliun.

"Untuk ikan didistribusikan ke pasar lokal, tapi ada juga yang kita distribusikan langsung ke ritel dan restoran mayoritas di kota-kota besar. Di udang, mayoritas buyer-nya processing udang atau eksportir udang dan mulai tahun ini kita punya akses distribusi langsung ke Amerika Serikat dan beberapa negara di Asia," jelas dia.

Baca juga: Raih pendanaan Rp1,3 T, eFishery buka rekrutmen karyawan kerja WFA
Baca juga: EFishery revitalisasi tambak udang dengan teknologi digital
Baca juga: eFishery raih pendanaan Seri C senilai 90 juta dolar AS

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023