Singapura (ANTARA) - Saham Asia melonjak pada perdagangan Rabu, karena meredanya kekhawatiran atas sektor perbankan menghidupkan kembali selera risiko, sementara rencana Alibaba untuk membagi bisnisnya menjadi enam unit mengangkat saham sektor teknologi China tersebut.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,68 persen, dengan indeks Hang Seng Hong Kong berakhir melonjak 2,06 persen didukung oleh Alibaba setelah konglomerat e-commerce China itu mengumumkan rencana pemecahan usahanya.
Saham Alibaba Hong Kong melonjak 15 persen, sementara saham perusahaan yang catat di AS ditutup 14,3 persen lebih tinggi. Berita itu mengangkat kepercayaan investor di sektor teknologi China yang lebih luas, dengan saham saingan e-commerce Alibaba, JD.com Inc meningkat 7,0 persen, dan raksasa game Tencent Holdings Ltd melonjak 5,0 persen.
"Pemecahan Alibaba dapat membuka jalan bagi raksasa teknologi China lainnya untuk melakukan hal serupa," kata analis CMC Markets, Tina Teng.
"Ini membantu memecah kekuatan monopoli para konglomerat ini, yang sesuai dengan perombakan peraturan pemerintah China atas masalah antimonopoli."
Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 ditutup menguat 0,17 persen, namun indeks komposit Shanghai berakhir turun tipis 0,16 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup menguat 0,23 persen, dan indeks Nikkei Jepang berakhir 1,33 persen lebih tinggi.
Pasar berjangka mengindikasikan saham Eropa akan dibuka lebih tinggi, dengan Eurostoxx 50 berjangka naik 0,41 persen, DAX Jerman berjangka naik 0,38 persen dan FTSE berjangka naik 0,08 persen. Sementara itu, E-mini berjangka untuk S&P 500 naik 0,48 persen.
Juga membantu sentimen adalah meredanya kekhawatiran atas sektor perbankan, dengan kegugupan investor ditenangkan oleh penjualan aset di Silicon Valley Bank (SVB) pemberi pinjaman yang ambruk dan beberapa tanda tekanan lebih lanjut dalam sistem perbankan setelah berminggu-minggu volatilitas di pasar.
"Kurangnya perkembangan substantif di latar belakang perbankan telah membuat pasar relatif tenang menurut standar beberapa minggu terakhir," kata Taylor Nugent, seorang ekonom di National Australia Bank.
Dalam sidang kongres pertama tentang runtuhnya dua pemberi pinjaman regional AS, anggota parlemen menekan regulator perbankan utama Federal Reserve tentang apakah bank sentral seharusnya lebih agresif dalam pengawasannya terhadap SVB.
Michael Barr, wakil ketua Fed untuk pengawasan, mengkritik SVB karena berjalan berbulan-bulan tanpa chief risk officer dan bagaimana model risiko suku bunga bank tersebut.
"Investor belum sepenuhnya kehilangan kecemasan mereka... dan tanda-tanda perombakan peraturan yang besar kemungkinan akan membebani sektor ini sampai rinciannya muncul," kata Robert Carnell, kepala penelitian regional, Asia Pasifik di ING.
Sementara itu, secara mengejutkan, UBS Group AG mempekerjakan kembali Sergio Ermotti sebagai CEO untuk mengarahkan pengambilalihan besar-besaran Credit Suisse.
Semalam, sebuah survei menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS secara tak terduga meningkat pada Maret meskipun terjadi gejolak pasar keuangan baru-baru ini, tetapi orang Amerika terus memperkirakan inflasi akan tetap tinggi selama tahun depan.
Kekhawatiran atas inflasi telah mendorong investor untuk menghitung ulang apa yang mereka perkirakan akan dilakukan Fed dalam pertemuan berikutnya pada Mei.
Pasar sekarang menilai peluang 60 persen Fed akan mempertahankan suku bunganya tak berubah pada pertemuan berikutnya, alat CME FedWatch menunjukkan.
Di pasar komoditas, harga minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut karena membaiknya sentimen pasar dan penghentian beberapa ekspor dari Kurdistan Irak meningkatkan kekhawatiran pengetatan pasokan. Minyak mentah AS naik 0,59 persen menjadi 73,63 dolar AS per barel dan Brent naik 0,23 persen menjadi 78,83 dolar AS per barel.
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat karena ketakutan krisis perbankan mereda
Baca juga: BCA bagi dividen Rp205 per saham tahun buku 2022, naik 41,4 persen
Baca juga: Saham Asia naik tipis ikuti bursa berjangka AS di tengah laporan SVB
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023