Prisma itu prangko personal, jadi kolektor bisa membuat prangko sesuai dengan keinginannya sendiri,
Jakarta (ANTARA) -
Kantor Filateli Jakarta menerbitkan Prangko Identitas Milik Anda (Prisma) dengan desain khusus dalam rangka memperingati 101 tahun Hari Filateli Nasional yang jatuh pada 29 Maret. 
 
"Prisma itu prangko personal, jadi kolektor bisa membuat prangko sesuai dengan keinginannya sendiri. Kali ini kami terbitkan prangko dengan desain khusus untuk memperingati 101 Tahun Hari Filateli Nasional," kata Manajer Layanan dan Penjualan Kantor Filateli Jakarta Sri Emelda di Jakarta, Rabu.
 
Dia mengatakan, minat dan antusiasme masyarakat terhadap Prisma masih tinggi, utamanya dari filatelis yang hingga kini masih memburu prangko-prangko eksklusif edisi terbatas.
 
Melda mengatakan, untuk mengenalkan Prisma secara lebih luas kepada masyarakat, Kantor Filateli Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik komunitas filateli maupun instansi atau lembaga.
 
"Kemarin kami menerima pesanan dari salah seorang tokoh yang memiliki minat di bidang pendidikan, beliau sengaja memesan Prisma untuk dikirimkan kepada siswa SD, SMP, dan SMA, karena ingin mengenalkan kalau prangko masih eksis hingga kini," kata Melda.
 
Selain itu, penerbitan prangko juga dilakukan dalam rangka kerja sama diplomatik, beberapa koleksi yang ditunjukkan Melda diantaranya prangko kerja sama Indonesia-India, Indonesia-Jepang, dan Indonesia-Amerika. Prangko kerja sama diplomatik ini biasanya didesain sesuai dengan tema, misalnya lingkungan.
 
Bagi masyarakat yang memiliki perayaan tertentu, misalnya acara wisuda, pernikahan, atau ibu bersalin, juga bisa memesan Prisma melalui Kantor Filateli Jakarta.
 
"Namun, masyarakat tidak boleh sembarangan meminta desain atau foto dengan artis atau figur publik seperti presiden, karena ada hak kekayaan intelektual," kata Melda.
 
Saat ini, prangko Prisma dijual per enam lembar, dengan harga per prangko Rp5.000. Harga ini juga terus berkembang sejak pertama kali Prisma diterbitkan pada 1999.
 
Melda mengatakan, saat ini prangko dicetak secara terbatas untuk menjaga nilai dan eksklusivitas.
 
"Kalau dicetak terbatas, misalnya 1.000, maka filatelis akan berbondong-bondong membelinya, karena semakin sedikit dicetak maka itu semakin langka, nah kelangkaan itulah yang dicari kolektor," kata Melda.
 
Melda mengatakan, di era digital, komunitas-komunitas filateli justru semakin menjamur di media sosial seperti grup Facebook, Instagram, maupun Telegram, bahkan tak jarang mereka juga berkolaborasi dengan seniman maupun musisi untuk menyelenggarakan kegiatan dan memamerkan koleksi langka prangko mereka.

Baca juga: Prangko bergambar Raja Charles tanpa mahkota diluncurkan di Inggris
Baca juga: Australia masukkan elemen kelinci di prangko & lanskap kota pada Imlek

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023