Ini tentunya terjadi karena berbagai macam hal, diantaranya remaja dalam fase pencarian identitas diri, dengan keinginan untuk dapat diakui oleh kelompok,
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Nahar mengatakan, pencarian identitas diri merupakan salah satu penyebab remaja rentan terlibat tawuran.
"Ini tentunya terjadi karena berbagai macam hal, diantaranya remaja dalam fase pencarian identitas diri, dengan keinginan untuk dapat diakui oleh kelompok. Namun kontrol diri remaja yang masih lemah menyebabkan remaja sulit merespons tekanan teman sebaya dan pengaruh media," kata Nahar kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Tekanan tersebut, lanjut Nahar, akan semakin berat dirasakan oleh remaja ketika pengawasan orang tua dan masyarakat juga lemah.
Faktor lainnya, terbatasnya kegiatan-kegiatan positif atau kreatif yang dapat diakses remaja untuk menyalurkan energi berlebih yang mereka miliki.
KemenPPPA menyampaikan keprihatinan atas maraknya tawuran 'perang' sarung remaja di awal Ramadhan tahun ini.
Dikatakannya, momentum Ramadhan seharusnya menjadi ajang bagi umat Islam, termasuk anak-anak untuk berkumpul dan membuat kegiatan yang bermanfaat.
Namun sebagian anak justru menggunakan momen tersebut untuk tawuran.
"Hal ini tentunya sangat memprihatinkan karena berisiko membahayakan keselamatan jiwa anak dan pihak lain yang mungkin terdampak," kata Nahar.
Sebelumnya, ratusan remaja di berbagai daerah diamankan polisi karena terlibat tawuran 'perang' sarung selama bulan Ramadhan 1444 H.
Bahkan peristiwa tawuran remaja yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat, pada Kamis (23/3), mengakibatkan satu korban meninggal dunia akibat terkena senjata tajam.
Baca juga: KemenPPPA minta orang tua lebih arahkan remaja untuk cegah tawuran
Baca juga: Psikolog: Keluarga kunci utama untuk mencegah tawuran remaja
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023