Selama Orde Baru, Golkar berhasil menciptakan mesin politik tercanggih di Indonesia.

Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari University of New South Wales (UNSW) Australia Profesor David Reeve mengungkapkan Partai Golkar lahir dari ide presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno).

"Idenya dari Bung Karno yang awalnya adalah golongan fungsional pada tahun 1955—1956," kata Prof. David Reeve di Jakarta, Selasa.

Disebutkan bahwa penelitian itu ditemukan fakta bahwa Golkar tidak dilahirkan pada tahun 1964 ataupun dibentuk oleh Angkatan Darat saat itu.

Bahkan, ide tentang Golkar telah ada sejak 1930-an, saat Bung Karno mengatakan bahwa antipartai politik dan menolak sistem politik ala Barat.

Pada tahun 1955, lanjut dia, banyak yang mengkritik partai sehingga muncullah ide Bung Karno tentang golongan fungsional. Ide itu selanjutnya dieksekusi oleh Angkatan Darat pada saat itu.

Dalam perkembangannya, Golkar kemudian diambil alih oleh H.M. Soeharto untuk dijadikan alat kekuasaan selama 32 tahun.

Pada tahun 1998, kata dia, presiden kedua RI H.M. Soeharto lengser, kemudian banyak pihak memperkirakan Golkar terancam dibubarkan.

Namun, kata penulis buku Golkar: Sejarah yang Hilang itu, kehadiran Akbar Tanjung, tokoh dengan latar belakang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mampu mengubah wajah Partai Golkar.

"Akbar Tanjung membentuk Golkar yang baru. Orang-orangnya berbeda dengan Golkar sebelum tahun 1998," ungkapnya.

Bahkan, kata dia, pada era Reformasi, Golkar tidak hanya bertahan dan selamat, tetapi menjadi besar dalam kekuatan politik.

"Selama Orde Baru, Golkar berhasil menciptakan mesin politik tercanggih di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute Tb. Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa diskusi itu sengaja menghadirkan Profesor David Reeve seorang sejarawan yang menuliskan Partai Golkar.

"Kami ingin menggali kembali semangat historis Golkar," ujarnya.

Menurut dia, apa yang disampaikan David Reeve tetap menjadi inspirasi Partai Golkar. Sekalipun Golkar saat ini telah menjadi partai politik, harus tetap kembali pada semangat dasarnya, sebagai kelompok masyarakat yang mendorong melalui golongan fungsional.

Baca juga: Guru besar UNSW sarankan Golkar buat kebijakan menyentuh golongan
Baca juga: Menanti transformasi sikap politik Partai Golkar

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023