Beijing (ANTARA) - Perusahaan-perusahaan industri besar China mengalami penurunan laba dalam dua bulan pertama tahun ini, namun tanda-tanda pemulihan terlihat dari permintaan yang terus meningkat.

Data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Senin (27/3) menunjukkan perusahaan-perusahaan industri dengan pendapatan bisnis utama tahunan sedikitnya 20 juta yuan (1 yuan = Rp2.216) mencatatkan laba gabungan sekitar 887,21 miliar yuan pada periode tersebut, turun 22,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Selama dua bulan pertama tersebut, pendapatan turun lebih besar daripada biaya, karena dipengaruhi oleh permintaan pasar yang belum sepenuhnya pulih, sedangkan harga pabrik (factory-gate price) juga turun sehingga mengakibatkan kontraksi laba," kata ahli statistik NBS Sun Xiao.

Pendapatan gabungan perusahaan-perusahaan industri turun 1,3 persen (yoy) menjadi 19,3 triliun yuan, dan biaya operasional turun tipis 0,2 persen, papar data NBS.

Sektor produksi dan pasokan listrik melaporkan peningkatan laba sebesar 53,1 persen dari setahun sebelumnya, didorong oleh ledakan manufaktur industri, sementara sektor pertambangan mencatatkan penurunan sebesar 0,1 persen, sebut data itu.

Meningkatnya konsumsi membantu perusahaan-perusahaan produk konsumen memperkecil penurunan laba mereka sebesar 13,4 poin persentase dari Desember.

Sektor industri tembakau dan minuman keras serta sektor industri teh dan minuman masing-masing membukukan pertumbuhan laba sebesar 9,6 persen dan 2,4 persen.

Sektor-sektor yang sedang berkembang (emerging) tetap kuat, dengan penjualan baterai daya dan peralatan fotovoltaik memimpin lonjakan laba sebesar 41,5 persen untuk sektor mesin listrik, menurut Sun.

Laba industri secara bertahap akan pulih dalam waktu dekat berkat konsolidasi pemulihan aktivitas ekonomi dan permintaan pasar, imbuh Sun.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023