Beberapa perusahaan PMA (penanaman modal asing) yang berinvestasi di Jateng mulai beroperasi pada semester pertama 2023.
Semarang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra memperkirakan kinerja investasi Jateng akan meningkat seiring relokasi beberapa perusahaan ke provinsi tersebut.
"Beberapa perusahaan PMA (penanaman modal asing) yang berinvestasi di Jateng mulai beroperasi pada semester pertama 2023," katanya pada pembukaan Road to Pusaka Jateng di Semarang, Selasa.
Pusaka (Perumusan Analisis dan Rekomendasi Kebijakan) Jateng adalah forum yang diprakarsai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng bersama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jateng yang sudah kedua kali.
Baca juga: Hannover Messe 2023 dinilai buka gerbang investasi teknologi industri
Percepatan penyelesaian Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) juga akan menarik banyak investor untuk berinvestasi di wilayah Jateng, dan akan beroperasi secara bertahap.
Menurut Rahmat, perekonomian di Jateng didominasi dari sektor industri dan pengolahan yang disumbang, terutama dari produk makanan dan minuman berkaitan erat dengan sektor pertanian dan peternakan.
"Kaitannya (industri pengolahan makanan dan minuman, red.) erat dengan sektor pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, kesinambungan sumber daya lingkungan sangat penting di Jateng," katanya.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kata dia, dibutuhkan pengelolaan sumber daya yang optimal sehingga ekonomi sirkular menjadi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Jateng.
"Beberapa kegiatan 'circular economy' maupun 'green product' di Jateng mulai dilakukan melalui berbagai produk UMKM, pemanfaatan produk ramah lingkungan, 'renewable industry', maupun 'green industry'," ujarnya.
Baca juga: PT Samator membangun pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang
Untuk inflasi di Jateng pada 2023, kata dia, diperkirakan akan kembali kepada sasaran inflasi 3 persen plus minus 1 persen (year on year), dan Bank Indonesia akan berusaha menjaga capaian inflasi tersebut.
"Untuk itu, koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait gangguan pasokan dan distribusi domestik," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen yang membuka PUSAKA Jateng secara virtual menyampaikan bahwa Jateng memiliki potensi dan modal yang besar untuk dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan ekonomi yang berkelanjutan.
"Jawa Tengah memiliki pasokan pangan yang melimpah, tenaga kerja yang kompetitif, kualitas produk industri yang berstandar internasional, serta destinasi pariwisata yang mendunia," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023