“Perlu go international. Untuk itu perlu kehadiran negara agar bisa dilakukan ekspor,” kata Yandri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Adapun kemudahan ekspor yang dimaksud, katanya, seperti menekan pajak yang diberikan kepada para pengusaha atau produsen agar harga yang dikenakan tidak terlalu mahal.
Dari kemudahan ekspor yang diberikan pemerintah, Yandri yakin pelaku usaha akan lebih giat berusaha. Hasilnya akan mempopulerkan makanan produk dalam negeri di kancah internasional.
“Bila sudah go international, otomatis petani bandeng, patin, lele, dan peternakan ayam akan bangkit,” ujarnya.
Baca juga: Wakil Ketua MPR sebut besaran penurunan biaya haji hampir ideal
Baca juga: MPR-DPR RI pantau persiapan haji 2023 di Arab Saudi
Di lapangan, tutur Yandri, sering terjadi pelaku usaha mengalami kesulitan pasar. Bila produk mereka tidak diserap pasar, maka akan banyak pelaku usaha gulung tikar.
Sebaliknya jika sudah memasuki pasar internasional, Yandri berharap agar para produsen bisa membuka peluang yang lebih besar untuk membangkitkan perekonomian dalam negeri sekaligus untuk mengimbangi perdagangan internasional.
“Neraca ekspor impor akan menjadi imbang,” kata Yandri Susanto.
Yandri berharap agar tahun ini produk-produk Indonesia mulai mewarnai rasa yang disantap jamaah haji Indonesia, baik di Madinah maupun Makkah. Bila jamaah haji mengonsumsi makanan produk dalam negeri hal itu sebagai peluang yang baik bagi pelaku usaha.
Untuk menuju ke sana, menurut Yandri Susanto, sudah ada terobosan dari Kementerian Agama dan Kementerian Perdagangan.
“Makanan dari Indonesia akan menjadi menu utama jamaah haji,” ujarnya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika melakukan kunjungan kerja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (26/3). Yandri Susanto mengunjungi Toko Bandeng Juwana. Dalam kunjungan tersebut, dirinya melihat berbagai macam olahan bandeng dan ikan lainnya dalam berbagai bentuk dan rasa.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023