Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- China memasuki fase baru dalam pencegahan dan pengendalian epidemi setelah menurunkan status penanganan Covid-19 menjadi penyakit menular Kelas B. "Kondisi penanganan epidemi secara keseluruhan berlangsung baik di seluruh negeri," menurut sebuah pertemuan yang digelar Komite Tetap Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok pada 16 Februari lalu.


Kondisi Covid-19 terkini di China


Dari data terkini yang dirilis Chinese Center for Disease Control and Prevention (China CDC), jumlah tes asam nukleat yang positif telah menurun drastis pada 16 Maret, atau berada di bawah 8.000 kasus selama satu minggu.


Kasus penularan dalam epidemi masih terjadi di Tiongkok pada jenjang lokal dan sporadis, menurut Wu Zunyou, Chief Epidemiologist, China CDC, dalam sebuah wawancara pada awal Maret lalu.


Seperti disampaikan Wu, tidak ada satu pun yang mengetahui arah perkembangan Covid-19. Dia juga menjelaskan, virus korona baru akan hidup berdampingan dengan manusia di Bumi dalam waktu lama.


Zhan Qingyuan, Deputy Director, Department of Pulmonary and Critical Care Medicine, China-Japan Friendship Hospital (CJFH), menggarisbawahi hal serupa kepada CGTN: "Manusia harus belajar hidup dengan organisme mikro, sebab kita tidak mampu membunuh seluruh virus korona."


Setelah epidemi Covid-19 "pada dasarnya telah berakhir" di Tiongkok, rumah sakit beroperasi pada level prapandemi di tengah lonjakan kasus influenza musiman. Angka kasus positif virus influenza telah meningkat 53,2% pada rentang satu minggu dari 6-12 Maret, jauh di atas data pada awal Februari lalu—lebih rendah dari 1%, menurut statistik China CDC.


Zhan menganjurkan warga lansia dan warga dengan penyakit penyerta agar mengikuti vaksinasi, serta memiliki termometer, reagen antigen, dan obat Covid-19. "Saya menganjurkan warga agar mengonsumsi obat setelah hasil tes asam nukleatnya dinyatakan positif. Semakin dini obat dikonsumsi untuk mengobati Covid-19, semakin baik pula khasiatnya."


Persiapan masih dilakukan untuk Covid-19


Seluruh sektor di Tiongkok kembali berjalan normal, sedangkan, institusi penting seperti rumah sakit tengah melakukan persiapan.


Di tengah penyebaran influenza musiman, Zhong Lintao, Director, Nosocomial Infections Management Office, CJFH, menilai, dokter yang bertugas di klinik gejala demam telah melakukan triase pasien berdasarkan kondisinya, alih-alih memakai hasil tes asam nukleat seperti kebiasaan selama tiga tahun terakhir.


Lebih lagi, rumah sakit juga melakukan pencegahan dan pengendalian kasus penularan harian, menurut Zhong. "Misalnya, kami menyediakan panduan perawatan tubuh bagi tenaga kesehatan dan pasien, serta rutin membersihkan dan mendisinfeksi benda-benda yang sering disentuh setiap hari demi mencegah penyebaran virus di institusi medis."


Zhong berkata, pihaknya telah memiliki pengalaman ketika gelombang penularan Covid-19 terakhir, serta mampu mengubah kegiatan operasional normal menjadi respons cepat saat penularan penyakit, termasuk mengalokasikan tenaga kesehatan agar bertugas di klinik gejala demam, instalasi dan kamar gawat darurat, menyimpan obat-obatan, serta alat-alat medis.


"Kami juga akan menambah kapasitas instalasi gawat darurat dengan mengubah kamar perawatan spesialis dari departemen lain untuk mengobati kasus parah jika diperlukan," ujar Zhong.


Rumah sakit ini mengubah sebuah gedung menjadi kamar rawat inap untuk merawat pasien dengan gejala Covid-19 yang parah pada Desember lalu, meski layanan normal telah berlangsung, menurut Zhong. Pihaknya juga dapat mengubahnya gedung ini kembali sebagai kamar rawat inap jika diperlukan.


Memperkuat titik yang rentan


National Development and Reform Commission (NDRC) Tiongkok, National Health Commission, serta enam instansi lain telah menerbitkan arahan dan menerapkan skema kerja untuk memperkuat pencapaian penting dalam pencegahan dan pengendalian epidemi, sekaligus memperkuat titik rentan di layanan medis dan kesehatan perkotaan dan pedesaan, serta pelestarian alam, seperti dijelaskan Liu Dechun, Director, Department of Resource Conservation and Environmental Protection, NDRC, dalam sebuah acara jumpa pers, Kamis lalu.


Menurut Liu, Tiongkok akan meningkatkan kapasitas pemantauan epidemi, serta sistem peringatan dini dan respons rutin, sekaligus meningkatkan fasilitas pemantauan kesehatan dan kapasitas institusi penting, seperti institusi yang menyediakan perawatan dan lansia, serta mal besar.


Menurut Liu, koordinasi dan alokasi persediaan dan sarana medis juga dianjurkan, serta pengembangan sistem layanan kesehatan yang berjenjang, multilevel, dan berbasiskan rujukan secara reguler, pembangunan jaringan layanan kesehatan tiga jenjang—rumah sakit utama, sekunder, dan tersier—dengan mengutamakan lembaga medis publik.


Liu menjelaskan, Tiongkok akan meningkatkan fasilitas sanitasi di tempat umum, serta menerapkan tata kelola kesehatan lingkungan di sejumlah tempat, seperti desa dan pasar tradisional.


https://news.cgtn.com/news/2023-03-23/How-China-continues-optimizing-its-COVID-19-response-1ioIE5SJ82c/index.html

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023