Tidak apa-apa, mudik saja. Kalau bukber kan hanya (pegawai) Aparatur Sipil Negara (ASN) saja yang tidak boleh

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersilahkan seluruh masyarakat untuk buka puasa bersama (bukber) dan mengikuti kegiatan mudik 2023 dalam kondisi yang sehat dan tetap aman dari berbagai penularan penyakit.

“Tidak apa-apa, mudik saja. Kalau bukber kan hanya (pegawai) Aparatur Sipil Negara (ASN) saja yang tidak boleh,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi ketika ditemui ANTARA di Jakarta, Senin.

Nadia menuturkan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia sampai dengan hari ini masih terpantau terkendali, sehingga memungkinkan bagi masyarakat untuk menikmati bukber bersama ataupun mudik bertemu keluarga di kampung halaman.

Terkait dengan peningkatan kasus positif COVID-19, ia mengatakan selama kasus yang terjadi dalam masyarakat cenderung bergejala ringan dan memungkinkan masyarakat untuk sembuh, maka pemerintah bisa mempersilahkan kedua kegiatan tersebut berjalan seperti biasanya, begitu pula dengan kasus kematian yang terkendali.

“Kalau fatalitas atau kematian masih dalam jumlah kasus penyakit-penyakit biasanya masih sama seperti penyakit lainnya, itu tidak perlu khawatir. Tapi kalau kemudian kasus kematiannya berlipat ganda dari penyakit pada umumnya, itu kita khawatir atau kalau banyak orang sakit, itu artinya dia berat. Insya Allah kita pandemi benar-benar terkendali, bisa mudik,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Nadia menjelaskan larangan bagi ASN untuk berbuka bersama karena saat ini tengah disorot akibat banyak oknum yang memamerkan gaya hidup mewah, dan mengundang rasa tidak nyaman bagi masyarakat.

Baca juga: Presiden: Pejabat dan ASN dilarang bukber dan gelar griya

“Berbagai gaya hidup yang tidak seharusnya walaupun uang sendiri, tapi kurang pas sebagai abdi negara kita memamerkan padahal banyak masyarakat masih banyak susah,” ujar Nadia.

Nadia menambahkan baik perayaan mudik atau kegiatan buka bersama tidak dijadikan pemerintah sebagai momentum memaksakan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi COVID-19.

Namun selama pemerintah masih menyediakan stok untuk vaksinasi COVID-19 baik booster pertama atau kedua, Kemenkes akan tetap menganjurkan masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi supaya terhindar dari gejala berat dan infeksi virus.

Nadia juga mengatakan selama tidak ada varian baru yang lebih ganas dari varian sebelumnya, penularan virus masih bisa dikendalikan dan masyarakat tetap bisa terlindungi.

“Lonjakan kasus selama tidak ada varian baru yang lebih ganas dari kemarin dan bisa terlindungi dari kekebalan kelompok kita dengan cakupan vaksinasi. Jadi potensi di kita (untuk meningkat) itu tidak ada,” katanya.

Baca juga: Antisipasi lonjakan COVID, Kemenkes evaluasi prokes pada mudik Lebaran

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023