Berlin/Frankfurt (ANTARA) - Bandara, terminal dan stasiun di seantero Jerman tidak beroperasi pada Senin pagi akibat aksi mogok sehingga mengganggu jutaan pelaju dan pelancong.
Aksi tersebut menjadi mogok kerja terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu.
Mogok kerja selama 24 jam itu, yang diserukan oleh serikat buruh Verdi serta serikat pekerja kereta api dan transportasi EVG, berlangsung di tengah meningkatnya harga pangan dan energi yang mengurangi standar hidup masyarakat.
Penerbangan di dua bandara terbesar di Munich dan Frankfurt ditangguhkan, sementara layanan kereta api jarak jauh dibatalkan oleh pengelola kereta api Deutsche Bahn.
Serikat Verdi mewakili sekitar 2,5 juta pekerja di sektor publik, termasuk yang bekerja di bidang transportasi umum dan di bandara, sementara EVG mewakili sekitar 230 ribu pekerja Deutsche Bahn dan perusahaan-perusahaan bus setempat.
Mengutip ketua Verdi Frank Werneke, koran lokal Bild am Sonntag melaporkan bahwa aksi mogok itu terkait dengan persoalan hidup dan mati jutaan pekerja di tengah inflasi yang melambung.
Harga-harga di tingkat konsumen meningkat di atas perkiraan pada Februari, naik 9,3 persen dari tahun sebelumnya, karena tekanan biaya terus muncul bahkan setelah Bank Sentral Eropa berusaha meredamnya dengan serangkaian kenaikan suku bunga.
Augsburger Allgemeine, yang mengutip ketua serikat pekerja EVG Martin Burkert, melaporkan bahwa para majikan belum memberikan tawaran yang memuaskan.
Aksi mogok lanjutan masih mungkin untuk terus digelar, bahkan selama libur Paskah mendatang, kata harian itu.
Deutsche Bahn pada Minggu (26/3) mengatakan aksi mogok itu "benar-benar berlebihan, tak berdasar, dan tidak perlu".
Mereka juga memperingatkan bahwa upah yang lebih tinggi bagi pekerja sektor transportasi akan menyebabkan kenaikan biaya layanan dan pajak.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pekerja transportasi umum Jerman mogok kerja tuntut kenaikan upah
Baca juga: Mogok kerja seharian paksa Jerman batalkan ratusan penerbangan
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023