Banyak orang yang tak asing dengan perumpamaan hutan adalah paru-paru dunia. Hutan menghasilkan udara bersih dan berfungsi sebagai penyerap karbon yang mengurangi efek perubahan iklim. Namun, sedikit orang menyadari hubungan intrinsik antara hutan dan kesehatan kita sehari-hari.
Apakah Anda mengetahui?
Selain paru-paru dunia, hutan juga menjadi rumah obat dan lemari makanan bagi alam.
Hutan menyediakan pasokan bagi sekitar 25% obat-obatan di dunia Barat, bahkan hingga 50.000 tumbuhan berkontribusi bagi obat-obatan modern. Sebuah riset di 27 negara Afrika menunjukkan, anak-anak yang kerap beraktivitas di hutan memiliki pola makan yang 25% lebih bervariasi berkat banyaknya pasokan buah-buahan, sayuran, daging satwa liar, ikan, dan minyak makan.
Namun, ramalan tentang hutan menimbulkan kekhawatiran. Sekitar 35% cakupan area hutan di dunia telah lenyap, dan 82% cakupan area hutan yang tersisa mengalami kerusakan.
Ancaman yang menjalar cepat dan luas ini membutuhkan intervensi jangka panjang dengan komitmen.
Kisah pelestarian
Salah satu cara teknologi melestarikan ekosistem hutan adalah mencegah pembalakan liar. Apalagi, 90% penebangan pohon di hutan sebenarnya dikategorikan sebagai pembalakan liar, dan aksi pembalakan liar menjadi kontributor utama dalam deforestasi global.
Maka, di Taman Nasional Similajau, Negara Bagian Sarawak, Malaysia, Huawei bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Sarawak dan Sarawak Forestry Corporation untuk membantu pemerintah Sarawak melestarikan hutan hujannya. Taman nasional ini tak hanya sarat akan keanekaragaman hayati, namun juga sumber obat-obatan dan pangan yang berkelanjutan bagi warga setempat. Banyak warga lokal juga menggantungkan mata pencahariannya pada hutan.
Meski demikian, pembalakan liar tetap menjadi ancaman utama, dan menimbulkan kerusakan yang menjalar luas di ekosistem hutan hujan, bahkan merusak keanekaragaman hayati.
Kini, harapan baru muncul. Alat pemantauan suara (acoustic monitoring) "Guardian" mampu mendeteksi suara truk dan gergaji yang digunakan dalam pembalakan liar. Setiap alat Guardian menjangkau area sejauh 7 km, serta mengirim notifikasi langsung lewat platform komputasi awan pada ponsel petugas penjaga hutan sehingga membantu intervensi.
Teknologi pemantauan audio dan visual, serta alat analisis kecerdasan buatan (AI) juga ikut memonitor spesies terancam punah berdasarkan vokalisasinya. Setelah melacak populasi dan penyebaran satwa ini, ahli cagar alam dapat mengembangkan kebijakan konservasi yang akurat. Spesies payung (umbrella species) secara khusus berada dalam pantauan, sebab kondisinya sangat penting bagi kesehatan ekosistem hutan sebagai habitatnya. Beberapa proyek pemantauan keanekaragaman hayati yang menyasar spesies payung, menyasar rubah Darwin di Chile, dan jaguar di Cagar Alam Negara Bagian Dzilam, Meksiko.
Teknologi juga dapat menopang konservasi berteknologi pintar di area hutan. Di Swiss, proyek uji coba Tech4Nature yang melibatkan kerja sama dengan IUCN dan Porini Foundation, memakai blockchain untuk mengembangkan sebuah sistem yang melacak carbon sequestration guna meningkatkan transparansi dan keterlacakan (traceability) transaksi penyerap karbon di hutan. Sistem kredit yang tersedia dalam proyek ini dapat membiayai program pelestarian keanekaragaman lainnya.
Beberapa proyek pelestarian ekosistem hutan tersebut merupakan bagian dari inisiatif TECH4ALL Huawei. Bersama mitra global, solusi teknologi telah dikembangkan dengan mencakup alat pemantauan audio dan visual, jaringan komunikasi, komputasi awan, dan alat analisis AI. Hal tersebut mendatangkan hasil konservasi yang mustahil terwujud pada satu dekade lalu.
Setelah bukti ilmiah menunjukkan korelasi antara kesehatan hutan dan kesehatan manusia, kita harus menjaga kesehatan hutan. Pengalaman Huawei hingga saat ini membuktikan keberhasilan pendekatan tersebut. Dan, pengetahuan ini mendorong Huawei terus berkolaborasi dengan mitra untuk membangun masa depan yang sehat dan lestari bagi manusia dan hutan.
Informasi lebih lanjut tentang inisiatif TECH4ALL dan Tech4Nature Huawei.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023