kebanyakan yang manis untuk menambah stamina orang berbuka puasa
Medan (ANTARA) - Bulan Ramadhan menjadi momen kemunculan sederet kuliner khas dari berbagai daerah seperti halnya Toge Panyabungan, di Jalan Gereja, Medan. Panganan takjil yang sudah tiga generasi ini menjadi menu pilihan warga untuk berbuka puasa.
Pemilik usaha Toge Panyabungan Yusuf Nasution mengaku berjualan makanan khas Mandailing ini dibuat pada bulan Ramadhan saja, mengingat sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarga almarhumah Hajjah Asmyah Nasution.
"Apalagi jika dilihat dari komposisi memang sangat cocok untuk takjil berbuka puasa. Karena kebanyakan yang manis untuk menambah stamina orang berbuka puasa," ucap Yusuf yang sudah menjadi generasi ketiga, Jumat.
Yusuf katakan, sebenarnya Toge Panyambungan mirip dengan cendol. Hanya saja, ada bahan baku yang ditambahkan seperti, lupis, cendil, bubur pulut hitam, tapi dan cendol, santan.
"Setelah digabungkan, langsung di balur dengan kuah yang berasal dari gula aren asli. Jadi, lebih padat komposisinya dari es cendol tersebut," sebut Yusuf.
Ia menambahkan biasanya setiap hari habis terjual sekitar 100 porsi lebih. Diharapkan, tidak adanya pandemi ini tingkat omzet penjualan Toge Panyambungan meningkat.
Salah satu pembeli, Nani Lubis mengatakan sangat suka menikmati Toge Panyabungan untuk menu berbuka puasa. Selain panganan ini manis, juga mengenyangkan, dan menambah stamina.
Baca juga: Ragam kuliner Nusantara jadi incaran pemburu takjil di Benhil
Baca juga: Puasa hari pertama, lapak takjil di Waiheru Ambon ramai diborong
Baca juga: Pasar takjil Ramadhan beri pendapatan ekonomi keluarga
Pewarta: M. Sahbainy Nasution
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023