“Awalnya, Barat berupaya meyakinkan kami bahwa sanksi yang mereka berikan tidak ditujukan langsung kepada masyarakat Rusia. Tidak ada yang mencurigakan saat itu, namun kini bahkan orang yang tidak mengerti politik global pun paham bahwa sasaran utama dari sanksi tersebut adalah masyarakat Rusia,” kata Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin dalam laporan tahunan pemerintah kepada Duma Negara, Kamis (23/3).
Mishustin menjelaskan bahwa Barat berupaya melumpuhkan sistem keuangan Rusia agar orang-orang tidak bisa menggunakan kartu perbankan dan mengganggu hubungan ekonomi serta bisnis yang menyebabkan kerugian besar akibat banyaknya perusahaan yang menarik diri dari Rusia.
"Mereka (Barat) berupaya menghilangkan berbagai produk yang digunakan masyarakat Rusia dari toko, dan pada saat yang sama melemparkannya ke jalan, serta menyebabkan para pekerja Rusia kehilangan pekerjaan mereka yang telah menghasilkan miliaran dolar profit," lanjut pimpinan para menteri Rusia itu.
Mishustin menegaskan Barat ingin menyebabkan pengangguran massal dan menurunkan taraf hidup secara drastis di Rusia.
Dia menuduh sejumlah musuh Rusia tidak segan menghalalkan “segala cara”.
“Mereka meledakkan pipa gas Nord Stream, membekukan rekening bank, memutus bank Rusia dari sistem pembayaran internasional, dan mencoba untuk memblokir semua aktivitas ekonomi dan perbankan,” jelas Mishustin.
Menurut Perdana Menteri, kendati Barat pernah berkata properti pribadi tidak dapat diganggu oleh negara, namun mereka menyita properti dan uang milik warga negara dan perusahaan hanya karena berasal dari Rusia.
Sumber: TASS-OANA
Baca juga: Bantuan senjata untuk Ukraina dekatkan kiamat nuklir, kata Medvedev
Baca juga: Rubel Rusia menguat terhadap dolar setelah Fed ubah prospek
Penerjemah: Tegar Nurfitra
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023