London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (23/3/2023), berbalik melemah dari keuntungan selama tiga hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,89 persen atau 67,42 poin menjadi menetap di 7.499,60 poin.
Indeks FTSE 100 terdongkrak 0,41 persen atau 30,62 poin menjadi 7.566,84 poin pada Rabu (22/3/2023), setelah menguat 1,79 persen atau 132,37 poin menjadi 7.536,22 poin pada Selasa (21/3/2023), dan terkerek 0,93 persen atau 68,45 poin menjadi 7.403,85 poin pada Senin (20/3/2023).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan multinasional Inggris yang memproduksi dan menjual rokok, tembakau, dan produk nikotin lainnya British American Tobacco PLC anjlok 3,68 persen; serta perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia Polymetal International PLC merosot 3,37 persen.
Sementara itu, Melrose Industries PLC, sebuah perusahaan manufaktur Inggris yang berspesialisasi dalam membeli, berinvestasi, dan mendivestasi perusahaan teknik terangkat 3,70 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika dan menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan kebutuhan pokok secara daring Ocado Group PLC bertambah 2,83 persen; serta perusahaan investasi global Scottish Mortgage Investment Trust PLC menguat 2,17 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023