Medan (ANTARA) - Sempat ditiadakan karena COVID-19 selama tiga tahun lamanya, kini Mesjid Raya Al Mashun Medan kembali menyajikan bubur sup khas Kesultanan Deli pada Ramadhan 1444 Hijriah/2023 masehi.

Kepala masak bubur sup Mesjid Raya Al Mashun Medan, Hamdan mengatakan ketiadaan penyajian selama tiga tahun karena COVID-19 melanda tanah air khususnya Kota Medan.

"Selain itu, kami mendukung program pemerintah agar penyebaran penyakit tersebut cepat hilang, dan kembali normal seperti semula," ucapnya, Kamis.

Karena sudah kembali normal, kata Hamdan, pihak panitia kembali lagi memasak bubur sup yang sudah turun temurun sejak dari Kesultanan Deli ini.

Baca juga: Kolak hingga es pisang ijo, kuliner khas Ramadhan untuk ide buka puasa

Baca juga: Bazar Batam Wonderfood Ramadhan ditargetkan mampu tarik wisatawan

"Sekitar seribu porsi kami sediakan, untuk para jamaah yang hendak berbuka puasa maupun masyarakat yang hendak berbuka di rumah. Porsi ini kami buat tetap stabil sampai akhir Ramadhan," ucapnya.

Untuk mencukupi kebutuhan seribu porsi tersebut, Hamdan bilang pihak panitia menyediakan 30 kilogram (Kg) beras dicampur dengan komponen daging sebanyak 10 Kg, wortel, kentang dan bumbu khas.

"Pihak panitia sudah menyiapkan bahan pada pagi hari, setelah itu memasak setelah Shalat Dzuhur. Biasanya setelah Ashar sudah disajikan di meja untuk diambil bagi yang hendak berbuka maupun dibawa pulang," ucapnya.

Hamdan berharap, semoga masyarakat yang sering berbuka puasa dengan bubur sup dapat terobati yang sudah tiga tahun lamanya ditiadakan.

Salah satu jamaah, Ali mengaku senang adanya bubur sup di Mesjid Raya ini. Karena dirinya setiap memasuki bulan suci Ramadhan sering berbuka dengan masakan khas ini.

"Semoga tidak ada lagi penyakit COVID maupun pandemi lainnya. Jadi kembali normal, dan bisa mencicipi bubur sup yang sudah sejak kecil saya makan," katanya.*

Baca juga: Resep takjil praktis pizza ala Passionate Home Cook Putri Habibi

Baca juga: Banda Aceh larang pedagang makanan berjualan siang hari saat Ramadhan

Pewarta: M. Sahbainy Nasution
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023