Jakarta (ANTARA News) - Bandara Adi Sutjipto Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipastikan lumpuh, setelah adanya gempa bumi tektonik 5,9 skala Richter (SR) di kawasan itu pagi tadi (27/5). Kahumas Departemen Perhubungan, JA Barata saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu siang, membenarkan, hal itu berakibat dikeluarkannya "notice to airmen" (notam) dari pengelola bandara yang isinya operasional bandara dinyatakan ditutup untuk penerbangan untuk waktu yang belum ditentukan. "Isi notam adalah operasional bandara ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan dan penerbangan ke Yogya dialihkan ke alternatif bandara yakni Adisumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang," kata Barata. Notam terpaksa dikeluarkan oleh pengelola bandara atas alasan kondisi darurat di luar perkiraan karena bencana alam atau "force majeur." Notam biasanya dikeluarkan oleh regulator atau pemerintah demi keselamatan penerbangan. "Landasan pacu bandara di bagian ujung mengalami keretakan. `Aerodrom` juga `closed`. Alat komunikasi dan navigasi di bandara itu juga rusak. Menara Air Traffic Control (ATC) juga retak-retak," katanya. Tidak hanya itu, kata Barata, ruang tunggu penumpang yang menghadap ke apron (tempat parkir pesawat, red) juga rusak berat, termasuk tempat konter cek in domestik. "Juga dilaporkan ada satu korban meninggal di bandara yang belum teridentifikasi," kata Barata. Pada bagian lain, jalur transportasi darat, khususnya Kereta Api, kata Barata, ada beberapa laporan antara lain stasiun kecil Prambanan roboh, tetapi perjalanan KA dilaporkan terkendali. "Kondisi di Solo biasa. Keberangkatan KA Argo Lawu dan Prambanan Ekspres terlambat karena rel antara stasiun Prambanan dan Kalasan bergeser sehingga menunggu perbaikan," katanya. Sedangkan, kondisi Yogyakarta, tak begitu parah, hanya meja sinyal di sekitar stasiun yang pecah. "Tetapi perangkat perjalanan KA tak dapat digunakan sehingga terpaksa dilayani dengan manual," kata Barata. "Yang jelas sampai saat ini, perjalanan KA antara Yogyakarta-Solo belum bisa dilewati KA dan untuk itu pelayanan penumpang dilakukan pengalihan atau tukar antar KA (over stapen)," kata Barata. Dicontohkannya, penumpang KA 156 (Bengawan) Tanahabang - Solo & KA 124 (Senja Utama Solo)dilakukan "over stapen" ke KA 761 & KA 763 (Prambanan Ekspress).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006