New York (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel dan Palestina pada untuk menahan diri dari langkah-langkah sepihak yang meningkatkan ketegangan selama bulan suci Ramadhan yang bertepatan dengan Hari Raya Paskah umat Yahudi dan umat Kristiani.

Seruan tersebut disampaikan di tengah ketegangan di Yerusalem dan Tepi Barat karena Israel meningkatkan keamanan, bahkan setelah pejabat Israel dan Palestina sepakat untuk menurunkan ketegangan menjelang Ramadhan--dalam pertemuan di Mesir pekan lalu.

''Ini harus menjadi periode refleksi dan perayaan agama yang aman dan damai untuk semua,'' kata Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (22/3).

''Saya meminta semua pemimpin untuk terlibat sampai akhir dan menahan diri dari tindakan dan pesan provokatif pada saat yang sensitif ini," tutur dia, menambahkan.

Wennesland mengatakan dia sangat terganggu dengan perluasan permukiman Israel yang terus berlanjut, termasuk otorisasi baru-baru ini atas sembilan pos terdepan ilegal dan kemajuan lebih dari 7.000 unit perumahan permukiman.

"Permukiman Israel tidak memiliki validitas hukum dan merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan resolusi PBB," kata dia.

Wennesland mendesak Israel untuk segera menghentikan semua aktivitas pemukiman.

Lebih lanjut, dia juga mengaku sangat terganggu oleh meningkatnya siklus kekerasan yang mengancam menjerumuskan warga Palestina dan Israel lebih dalam ke dalam krisis mematikan.

"Saya mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk tindakan teror, yang telah menyebabkan meningkatnya korban jiwa secara tragis," kata Wennesland.

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour membalas penyangkalan Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich atas keberadaan rakyat Palestina.

''Kami, rakyat Palestina memang ada. Kami, rakyat Palestina sudah lama ada di tanah ini. Kami rakyat Palestina akan terus ada di tanah ini,'' kata dia.

Pernyataan Smotrich memicu protes internasional termasuk dari AS.

Utusan Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan Smotrich meminta maaf atas ucapannya.

Mengenai keputusan Israel untuk mencabut bagian dari undang-undang tahun 2005 yang memerintahkan warga Yahudi untuk mengungsi dari empat permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki, Erdan menolak menyebutnya sebagai tindakan provokasi.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Israel batasi warga Palestina untuk masuk Al-Aqsa selama Ramadhan
Baca juga: Indonesia kecam keras sikap Menkeu Israel yang ingkari eksistensi Palestina
Baca juga: Prancis: Pernyataan Israel tentang Palestina tidak bertanggung jawab


Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023