Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan asal Yogyakarta Aruvana memamerkan produk teknologi kreatif asal Indonesia berupa alat terapi kesehatan berbasis Virtual Reality (VR) dalam ajang South by Southwest (SXSW) 2023 di Texas, Amerikat Serikat.
Keikutsertaan Aruvana didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta untuk menunjukkan potensi Indonesia dalam ajang inovator global tersebut.
“Kami sangat bangga dan mengapresiasi dukungan Kemenparekraf RI, Disparekraf DKI Jakarta, dan Asosiasi Digital Kreatif dalam usahanya mendorong kemajuan startup di Tanah Air termasuk di perhelatan SXSW ini, terutama dalam hal pembekalan dan pendampingan untuk memperluas networking dan meningkatkan potensi partnership," kata CEO Aruvana Indra Haryadi terkait keterlibatan perusahaannya di ajang SXSW 2023 dalam siaran persnya, Kamis.
Baca juga: Gakeslab: Ketersediaan alat kesehatan tetap ikuti arahan pemerintah
Ajang SXSW dikenal sebagai wadah berkumpulnya para pelaku industri kreatif global khususnya yang berfokus pada teknologi, film, musik, pendidikan, dan budaya.
Pada SXSW 2023, Aruvana berkesempatan menampilkan produk inovatif asal Indonesia dalam sesi pameran bertemakan "Creative Industries Expo".
Aruvana membawa VINERA sebagai alat terapi kesehatan membantu penderita stroke menjalani pelatihan tubuh.
VINERA yang bekerja dengan teknologi VR hadir sebagai pelopor "hand tracking motion" di SXSW 2023.
Fitur andalan VINERA itu bernama VanaMotion membawa pengalaman baru bagi peserta pameran untuk berinteraksi langsung dengan dunia virtual.
Pengalaman mengikuti SXSW 2023, memberikan bekal bagi Aruvana mengenal lebih dalam potensi besar pengaplikasian dan pengembangan teknologi VR untuk terapi kesehatan di pasar global.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan Aruvana untuk memperluas jaringan dan membangun relasi dengan perusahaan berskala global yang fokus pada pengembangan solusi teknologi imersif di berbagai bidang industri.
Selain itu, Aruvana telah melakukan benchmarking dan studi banding dengan 20 perusahaan VR global lain yang turut hadir.
Indra optimistis bahwa solusi yang dihadirkan Aruvana mampu berkompetisi dengan produk layanan lainnya secara global, apalagi dengan dukungan dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah.
Berdasarkan data Precedence Research, pasar metaverse global khususnya untuk bidang kesehatan sendiri mencapai 8,9 miliar dolar AS pada 2022.
Industri ini diperkirakan masih akan bertumbuh dan mampu mencapai sekitar 72,10 miliar dolar AS pada 2030.
Hal ini memperkuat optimisme Aruvana untuk meningkatkan pengaplikasian metaverse di bidang kesehatan yang berdampak positif khususnya di Indonesia.
Aruvana mengungkap dukungan dari pemerintah juga ikut berkontribusi pada perkembangan perusahaan rintisannya sebagai usaha besutan anak bangsa untuk memperkenalkan produk-produk unggulan berbasis teknologi imersif ke mancanegara.
Baca juga: Kemenkes fokus distribusikan alat periksa gula darah di puskesmas
Baca juga: Produksi benang bedah berpotensi untuk kebutuhan ekspor
Baca juga: Mahasiswa UMM buat inovasi alat "Medical Check Up" Mandiri
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023