Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 46 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 76,23 dolar AS per barel pada pukul 07.20 GMT
Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis sore, menghentikan kenaikan tiga sesi beruntun setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyoroti risiko kredit sektor perbankan untuk ekonomi terbesar dunia itu, sementara stok minyak mentah AS naik lebih besar dari yang diperkirakan.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 46 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 76,23 dolar AS per barel pada pukul 07.20 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 50 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan pada 70,40 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan minyak mentah berakhir di level penutupan tertinggi sejak 14 Maret pada Rabu (22/3/2023) setelah dolar merosot ke level terendah enam minggu.
Powell mengatakan pada Rabu (22/3/2023) bahwa tekanan industri perbankan dapat memicu krisis kredit, dengan implikasi "signifikan" bagi ekonomi yang diproyeksikan oleh pejabat bank sentral AS akan lebih lambat tahun ini daripada yang diperkirakan sebelumnya.
"Risiko ekonomi sedang dibahas dalam pertemuan Fed, sementara stok minyak mentah AS yang lebih tinggi dari perkiraan juga mengurangi beberapa optimisme seputar prospek permintaan," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.
Baca juga: Minyak turun di Asia, investor pertimbangkan pernyataan Ketua Fed
Namun, pelemahan dolar telah menjadi titik terang dalam mendorong beberapa ketahanan harga minyak, kata Yeap, menambahkan bahwa masih ada ruang kenaikan yang tersisa di harga minyak.
Prospek pemulihan permintaan di importir minyak mentah utama dunia, China, juga dapat menjaga harga tetap terdukung.
Goldman Sachs mengatakan pada Kamis bahwa permintaan China terus melonjak di seluruh kompleks komoditas, dengan permintaan minyak melampaui 16 juta barel per hari.
Konsultan Wood Mackenzie mengatakan bahwa China diperkirakan menyumbang sekitar 40 persen dari peningkatan permintaan minyak global tahun ini karena ekonominya bangkit dari penguncian yang ketat.
Sementara itu, stok minyak mentah AS naik secara tak terduga minggu lalu ke level tertinggi dalam hampir dua tahun, data terbaru dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan.
Persediaan minyak mentah naik dalam sepekan hingga 17 Maret sebesar 1,1 juta barel menjadi 481,2 juta barel, tertinggi sejak Mei 2021. Para analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan 1,6 juta barel.
"Terlepas dari semua obrolan bearish atas prospek pertumbuhan produksi minyak AS untuk 2023, melebih-lebihkan inflasi biaya dan belanja modal yang lebih rendah, laporan mingguan EIA terbaru menegaskan peran penting minyak AS untuk pasar minyak global," kata analis Citi dalam sebuah pernyataan Kamis.
Ekspor bruto minyak mentah dan produk minyak AS mencapai level tertinggi baru sekitar 12 juta barel per hari, jauh di atas tingkat pasokan negara lain, tambah para analis, mengutip data EIA.
Baca juga: Harga minyak menguat karena dolar jatuh usai kenaikan kecil bunga Fed
Baca juga: Harga minyak jatuh di Asia tertekan kenaikan mengejutkan persediaan AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023