Bogota (ANTARA) - Bentrokan antar kelompok ilegal bersenjata di Kolombia memperparah situasi kemanusiaan di negara tersebut pada 2022, dengan warga sipil menjadi sasaran pemindahan paksa dan pengurungan di dalam rumah, kata Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Rabu.

Konflik internal yang sudah berlangsung lama di Kolombia telah menewaskan sedikitnya 450.000 orang dan menyebabkan jutaan orang lainnya mengungsi.

Saat ini ada tujuh konflik yang meningkat sepanjang 2022, sehingga menyebarkan ketakutan di kalangan warga sipil di wilayah tempat terjadinya bentrokan saat kelompok-kelompok ilegal berebut kendali sosial dan wilayah, kata ICRC.

"Sayangnya, situasi kemanusiaan yang parah di sebagian besar wilayah terus terjadi sepanjang 2022," kata kepala delegasi ICRC di Kolombia Lorenzo Caraffi saat konferensi pers.

ICRC menemukan bukti bahwa lebih dari 180.000 orang mengungsi dan ratusan ribu orang terkurung di rumah atau permukiman mereka.

Baca juga: Tujuh polisi Kolombia tewas terkena ledakan

ICRC juga menyebutkan bahwa jumlah orang yang terluka akibat ranjau darat meningkat.

Sekitar 515 orang terluka akibat bom tahun lalu, yang merupakan jumlah tertinggi dalam enam tahun, dan 56 orang tewas, kata ICRC.

Para petugas misi medis diserang 426 kali sepanjang tahun lalu, sementara 209 orang hilang, kata ICRC.

"Ini sebuah konteks yang sangat kompleks, konfigurasi ulang dari aktor bersenjata, perjuangan untuk kendali wilayah, kendali sosial yang dilakukan aktor (bersenjata) terhadap warga sipil, yang berada dalam situasi yang sangat rumit," katanya.

Caraffi mengatakan gencatan senjata antara pemerintah dan kelompok bersenjata tertentu telah meredakan situasi di sejumlah daerah, meskipun begitu pihaknya meminta kelompok bersenjata untuk memberikan akses bagi organisasi kemanusiaan untuk menjangkau zona konflik.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kolombia dan pemberontak ELN akan lanjutkan perundingan

Baca juga: Senat desak pemerintah Kolombia tak berunding dengan pengedar narkoba

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023