Singapura (ANTARA) - Dolar melemah di dekat level terendah lima minggu di awal sesi pada Rabu pagi, menjelang kesimpulan dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS dengan para investor menunggu kejelasan tentang jalur yang kemungkinan akan diambil oleh bank sentral setelah gejolak perbankan global.
Perhatian investor tertuju pada apakah Fed akan tetap pada jalur hawkish-nya untuk melawan inflasi yang kuat atau menghentikan kenaikan suku bunga mengingat masalah baru-baru ini di antara bank-bank yang mencakup kebangkrutan dan penyelamatan di menit-menit terakhir.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 103,22, sedikit di atas level terendah lima minggu di 102,99 yang disentuh semalam. Euro berada di 1,0767 dolar, melayang di sekitar level tertinggi lima minggu di 1,0789 dolar semalam.
Pasar sekarang memperkirakan peluang sekitar 14 persen Fed tidak menaikkan suku bunga, dengan peluang sekitar 86 persen untuk kenaikan 25 basis poin, alat FedWatch CME menunjukkan. Hanya sebulan sebelumnya pasar memperkirakan peluang 24 persen untuk kenaikan 50 basis poin.
Sentimen investor tetap rapuh dengan kekhawatiran atas prospek sektor perbankan yang mulai mereda setelah volatilitas tajam di pasar dalam beberapa minggu terakhir, menyusul kegagalan perbankan AS yang terkenal di awal bulan dan penyelamatan pemberi pinjaman Credit Suisse Group AG pada akhir pekan.
"Pasar tampaknya menjadi lebih nyaman dengan gagasan bahwa pihak berwenang mungkin telah berbuat cukup banyak untuk mencegah krisis perbankan sistemik," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank di Sydney.
"Ini mungkin hari-hari awal, tetapi aksi harga selama 48 jam terakhir jelas menandakan perubahan suasana hati investor." Pertemuan Fed diakhiri pada Rabu dengan rilis pernyataan kebijakan pada pukul 14.00 waktu setempat (18.00 GMT) diikuti setengah jam kemudian oleh konferensi pers oleh Ketua Jerome Powell.
Catril mengatakan Fed menghadapi pilihan yang sulit mengingat pasar tenaga kerja yang kuat di samping angka inflasi Februari yang lebih tinggi dari perkiraan banyak pengamat pasar.
Keadaan seperti itu biasanya akan matang untuk kembali ke kenaikan 50 basis poin jika bukan karena kekhawatiran atas stabilitas keuangan, katanya.
Sementara itu, yen melemah 0,04 persen menjadi 132,59 dolar, sedangkan sterling terakhir diperdagangkan menguat 0,06 persen pada 1,2221 dolar.
Dolar Australia naik 0,04 persen menjadi 0,667 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru turun 0,16 persen menjadi 0,618 dolar AS.
Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir turun 0,14 persen menjadi 28.114,13 dolar AS, di bawah puncak sembilan bulan yang disentuhnya pada Senin (20/3/2023). Ethereum terakhir turun 0,47 persen menjadi 1.793,72 dolar AS.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023