Mendekati tahun 2030, kita harus dapat merealisasikan komitmen nasional NDC (Nationally Determined Contributions) pada pengurangan emisi Gas Rumas Kaca (Greenhouse Gas) dan menuju net zero emissions
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku Ketua ASEAN Capital Market Forum (ACMF) 2023 optimistis ASEAN dapat menjadi kawasan ekonomi dengan pertumbuhan yang cepat, inklusif, dan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi pada penyelenggaraan the 38th ACMF Chairs Meeting secara hybrid di Yogyakarta.
“Mendekati tahun 2030, kita harus dapat merealisasikan komitmen nasional NDC (Nationally Determined Contributions) pada pengurangan emisi Gas Rumas Kaca (Greenhouse Gas) dan menuju net zero emissions,” kata Inarno sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: KTT ASEAN 2023 dan tantangan Indonesia menghadapi disrupsi geopolitik
Inarno meyakini ACMF sebagai kelompok regulator Pasar Modal dapat berkontribusi dalam proses transisi ekonomi negara-negara ASEAN ke ekonomi rendah karbon, khususnya pada 6 sektor yang diprioritaskan dalam The ASEAN Taxonomy Version 1.
ACMF juga akan mengembangkan pedoman transisi agar perusahaan menjalankan proses transisi secara transparan dan kredibel.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, pengembangan pedoman Voluntary Carbon Market (VCM) yang berfokus pada aspek pengungkapan (disclosure) dan transisinya juga dibahas.
“Untuk dua topik penting tersebut, pedoman transisi dan pedoman VCM, kami meminta dukungan dari semua anggota untuk memastikan target yang telah ditetapkan dapat tercapai,” kata Inarno.
ACMF akan terus memperkuat kolaborasi dengan ISSB (International Sustainability Standards Board) dalam mendorong corporate sustainability disclosure, membangun awareness, meningkatkan kompetensi teknis terkait ekonomi hijau, dan meningkatkan transfer pengetahuan.
Tahun ini, ACMF juga menantikan peluncuran the Sustainable Finance Knowledge Hub, the ASEAN Green Lane, dan publikasi Revisi ACGS (ASEAN Corporate Governance Scorecard) yang menggabungkan elemen keberlanjutan agar selaras dengan OECD Principles yang telah direvisi.
Adapun berdasarkan data the ASEAN Green, Social, and Sustainability Bond Standards yang diperkenalkan pada 2017 dan 2018, per 15 Maret 2023, obligasi/sukuk hijau, sosial, atau berkelanjutan berlabel ASEAN telah diterbitkan dengan nilai sebesar 38,06 miliar dolar AS.
Baca juga: RI memprioritaskan bahas Sekretariat RCEP di ASEAN Economic Ministers
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023