Sumber daya alam kita ini bukan sumber daya yang abadi, suatu saat akan habis. Memang kita ini memiliki contohnya nikel kita itu terbesar di dunia tetapi kalau tidak kita kelola dengan baik, suatu saat ini akan habis kalau tidak dimanfaatkan,.....
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya pengembangan komoditas mineral untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, memperkuat struktur industri, hingga meningkatkan peluang usaha dalam negeri.
"Sumber daya alam kita ini bukan sumber daya yang abadi, suatu saat akan habis. Memang kita ini memiliki contohnya nikel kita itu terbesar di dunia tetapi kalau tidak kita kelola dengan baik, suatu saat ini akan habis kalau tidak dimanfaatkan, mendorong produk hilirisasinya, kita akan menjadi importir produk-produk bahan jadi," ucap Arifin saat menjadi pembicara kunci dalam sarasehan "Sinkronisasi Tata Kelola Pertambangan Mineral Utama Perspektif Politik, Hukum, dan Keamanan" di Jakarta, Selasa.
Ia mencontohkan komoditas nikel jika dikembangkan menjadi feronikel maka nilai tambahnya menjadi 4 kali lipat. "Kalau kita lihat dari biji nikel menjadi feronikel bahan baja itu nilai tambahnya 4 kali lipat. Makanya sekarang kita lihat bahwa nilai komoditas yang kita dapatkan dari ekspor produk-produk bahan yg diproses ini melipat demikian banyaknya dibandingkan sebelumnya," ungkap Arifin.
Baca juga: Luhut: Hilirisasi industri harus dilanjutkan
Jika nikel dikembangkan nickel matte, kata Menteri ESDM, nilai tambahnya menjadi lima kali lipat. "Yang perlu kita kembangkan lagi adalah industri-industri selanjutnya, turunan-turunan dari pada bahan nikel ini," ucapnya.
Selain nikel, Arifin juga mencontohkan komoditas bauksit jika dikembangkan menjadi alumina, nilai tambahnya bisa menjadi 8 kali lipat. Apalagi Indonesia termasuk 10 besar yang memiliki cadangan bauksit di dunia.
"Kemudian bauksit juga, kalau bauksit menjadi alumina itu nilainya 8 kali lipat. Kalau dari alumina menjadi aluminium ini menjadi 15 kali lipat. Bauksit kita ini juga termasuk 10 besar, kalau tidak dikelola dengan baik ya kita kehabisan dan akhirnya kita akan menjadi importir," kata Arifin.
Baca juga: Menteri ESDM sebut program KBLBB pacu pemanfaatan energi bersih
Ia mengatakan masih banyak komoditas lainnya dapat dikembangkan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Masih banyak industri-industri turunan di bawahnya yang harus dikembangkan. Ini yang menjadi tantangan kita semua bagaimana industri-industri di bawahnya itu bisa kita tumbuh kembangkan. Untuk itu, perlu daya tarik investasi di dalam negeri kita, kita harus menciptakan daya tarik investasi yang kompetitif dibandingkan tempat lain. Contohnya kita dengan Vietnam, kita juga bersaing tetapi kita memiliki kelebihan sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh mereka," ujar Arifin.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023