Manado (ANTARA) - Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Yudia P Tatipang mengatakan, guguran lava masih meluncur dari puncak kawah gunung tersebut.
"Sejak erupsi pada 8 Februari 2023, guguran lava masih terpantau hingga saat ini," sebut Yudia di Manado, Selasa.
Masih tinggi aktivitas vulkanik Gunung Karangetang tersebut, dicirikan dari leleran lava yang terus meluncur ke sejumlah kali atau sungai yang ada di sekitar lereng.
Bahkan bila guguran lava tergolong besar, maka material akan menggerus lintasan dinding kali sehingga menyebabkan kemunculan asap kecoklatan yang mengandung material debu dengan ketinggian yang bervariasi.
Baca juga: Sebanyak 28 KK pengungsi Gunung Karangetang belum diizinkan pulang
Baca juga: Gunung Karangetang masih berstatus siaga III setelah 5 pekan erupsi
Material debu tersebut tertiup angin dan kemudian jatuh di sekitar permukiman yang ada di sekitar gunung.
"Masih tinggi aktivitas vulkaniknya meski sudah memasuki sekitar enam pekan setelah erupsi, guguran lava pijar masih terpantau," katanya.
Warga Kelurahan Bebali yang masih diungsikan ke Museum Ulu Kelurahan Tarorane, belum bisa dikembalikan ke rumah karena khawatir bisa terdampak awan panas guguran yang berpotensi terjadi.
"Kami terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Karangetang selanjutnya diinformasikan kepada para pemangku kepentingan di daerah," katanya.
Gunung Karangetang di Pulau Siau erupsi efusif pada 8 Februari 2023 setelah menunjukkan peningkatan aktivitas, PVMBG masih menetapkan statusnya pada siaga level III.
Baca juga: Dua pekan lebih 77 warga Sitaro mengungsi setelah Karangetang erupsi
Baca juga: Lima desa di Sitaro rawan dampak awan panas guguran Gunung Karangetang
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023