Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Empat polisi dan 10 gerilyawan Taliban tewas dalam bentrokan baru di Afghanistan, Jumat, sementara kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa jumlah kematian warga sipil dalam serangan koalisi pekan ini lebih dari dua kali dari angka resmi yang diumumkan.
Dalam kekerasan terakhir itu, gerilyawan menyerang sebuah kendaraan polisi di provinsi Ghazni, kata kepala kepolisian provinsi itu, Abdul Rahman Sarjang.
"Serangan ini menyulut operasi kepolisian. Setelah tembak-menembak selama satu jam, dan kedatangan pasukan bantuan, sedikitnya 10 Taliban tewas," katanya.
Peristiwa itu terjadi di distrik Giro dimana gerilyawan Taliban berlindung di sebuah desa dan dikepung oleh polisi, kata Sarjang.
"Pasukan koalisi dan Afghanistan dipanggil untuk memberikan bantuan," kata jurubicara koalisi Letnan Tamara Lawrence. "Ketika mereka tiba, pertempuran telah berakhir."
Afghanistan dalam 10 hari terakhir ini dilanda pertempuran terburuk sejak runtuhnya Taliban dari kekuasaan ketika milisi garis keras itu meningkatkan pemberontakan empat setengah tahun, yang didukung oleh kelompok militan lain yang mencakup Al-Qaeda.
Sementara itu, seorang pejabat pemerintah provinsi Helmand melaporkan, Jumat, 12 gerilyawan Taliban tewas Rabu dalam sebuah bentrokan di distrik Sangin di provinsi tersebut.
Daerah itu secara rutin dilanda bentrokan antara Taliban dan pasukan keamanan internasional.
Pasukan Inggris yang ditempatkan di provinsi itu dipanggil untuk memberikan bantuan medis setelah seorang anak yang berusia 11 tahun cedera selama tembak-menembak antara pasukan Afghanistan dan Taliban di Sangin, Kamis, kata seorang jurubicara, Jumat.
Anak laki-laki itu tewas akibat luka-lukanya, kata Letnan Dave Downie kepada AFP.(*)