Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mengembangkan platform digital untuk mendukung program konversi sepeda motor konvensional berbahan bakar fosil menjadi sepeda motor listrik.
"Untuk mendukung program konversi, Kementerian ESDM mengembangkan platform digital yang merupakan layanan satu pintu proses konversi yang terdiri dari empat bagian utama," kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah dalam konferensi pers mengenai bantuan pemerintah dan insentif fiskal untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Jakarta, Senin.
Pertama, terkait dengan media daring (online) pendaftaran bagi masyarakat pemilik motor BBM yang ingin melakukan konversi motor listrik.
Kedua, media bagi bengkel konversi untuk menyelesaikan tahapan administrasi dan pelaporan hasil konversi. Lalu ketiga, media verifikasi kualitas motor hasil konversi bengkel dan komponen utama oleh Kementerian ESDM melalui Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (KEBTKE).
Baca juga: Luhut: Bantuan insentif mobil listrik diumumkan 1 April 2023
Keempat, platform yang terintegrasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk mendukung keberhasilan program konversi seperti dengan Kementerian Perhubungan, Kepolisian, Online Single Submission (OSS) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Dalam Negeri, dan lain-lain.
Adapun, lanjut Agus, tahapan penyelesaian platform digital konversi motor listrik tersebut saat ini dalam tahap integrasi ke server Kementerian ESDM dan diharapkan selesai paling lambat akhir Maret 2023.
"Selanjutnya, akan mulai dibuka kepada masyarakat untuk mendaftarkan pada awal bulan depan. Platform digital konversi motor listrik dapat diakses oleh masyarakat melalui alamat website https://ebtke.esdm.go.id/konversi," kata Agus.
Kementerian ESDM mengharapkan melalui platform digital tersebut, masyarakat dapat memonitor progres setiap tahapan konversi sampai motor selesai dikonversi.
Baca juga: Insentif motor listrik bisa memitigasi 1,23 juta ton CO2 per tahun
Lebih lanjut, Kementerian ESDM juga mengharapkan dengan adanya program konversi motor listrik itu dapat menghemat biaya bahan bakar sebesar Rp2,77 juta per tahun per pengendara.
Kemudian, dapat menghemat kompensasi Pertalite sebesar Rp18,6 miliar per tahun, mampu menambah konsumsi listrik sebesar 15,2 GWh serta mengurangi emisi sebesar 0,03 juta ton CO2e.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kebutuhan anggaran subsidi untuk motor listrik baru dan konversi yang berlaku selama dua tahun sebesar Rp7 triliun.
Anggaran tersebut akan diberikan kepada subsidi satu juta unit motor listrik baru dan konversi dengan besaran Rp7 juta per unit.
Ia memerinci kebutuhan anggaran pemberian insentif pada 2023 sebanyak Rp1,75 triliun untuk 200 ribu motor listrik baru dan 50 ribu motor listrik konversi. Kemudian pada 2024, kebutuhan anggaran pemberian insentif mencapai Rp5,25 triliun untuk 600 ribu motor listrik baru dan 150 ribu motor listrik konversi.
Pemberian bantuan pemerintah tersebut akan dikelola Kementerian Perindustrian untuk subsidi motor listrik baru dan Kementerian ESDM untuk subsidi motor listrik konversi.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023