Jakarta (ANTARA) - PT Global Digital Niaga Tbk. (Blibli) menggelar workshop bagi para penjual, seller, di platform Blibli secara berkala untuk mendapatkan berbagai macam dukungan bisnis hingga berdaya dalam meningkatkan usahanya.

Workshop menyediakan materi yang komprehensif dan disesuaikan dengan topik-topik relevan terkini, dan disampaikan oleh narasumber terpercaya, agar seller bisa berkembang dan lebih siap menghadapi tantangan.

"Blibli berkomitmen untuk memfasilitasi seller di platform kami untuk terus mengembangkan bisnis mereka dengan menawarkan rangkaian edukasi rutin, baik secara online dan offline, dengan harapan pelatihan ini dapat membantu rekan-rekan seller memperluas pasarnya juga memperbanyak transaksi," kata Senior VP of Seller Sales Operations and Development Blibli, Geoffrey L Darmawan dalam siaran pers pada Senin.

Blibli menyebut bahwa di tengah menjamurnya seller di platform daring yang ingin meningkatkan penjualan, informasi soal cara mengembangkan bisnis dan latihan praktik langsung masih sangat terbatas.

"Untuk itu Blibli memberikan dukungan dengan kelas edukasi ini. Seller juga bisa langsung mempraktikkan ilmu baru yang mereka dapatkan difasilitasi narasumber yang kompeten," kata Geoffrey menambahkan.

Baca juga: Berantas sampah e-commerce, Lazada bersih-bersih pantai

Tahun ini, Workshop Blibli Seller diadakan di tiga kota besar, yakni Semarang, Surabaya, dan Jakarta, setelah sebelumnya diadakan pertama kali di Bandung pada Desember 2022.

Workshop di Semarang juga telah diadakan pada Februari 2023. Pada workshop ini, Blibli mengundang Iksan Bangsawan, CEO Skena Wahana Kreatif, sebagai narasumber yang membawakan materi tentang cara mengoptimasikan media sosial untuk mendorong peningkatan traffic penjualan.

"Workshop ini dapat membantu para seller meningkatkan usahanya. Selain itu, harapannya tidak berhenti di sini, namun bisa juga mengajak para seller lain, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara lebih luas," kata Iksan.

Kartika, salah satu penjual produk olahraga di Blibli mengatakan kesempatan mengikuti workshop bermanfaat untuk meningkatkan kapabilitas dalam memaksimalkan usahanya. "Kegiatan ini membantu banyak hal dari sisi pemasaran dan program seperti ini terus dilanjutkan. Harapannya setelah ini kami dapat terus meningkatkan penjualan," kata Kartika.

Baca juga: Kiat belanja bijak saat promo di "e-commerce"

Survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang statistik e-commerce yang dirilis pada Desember 2022 menunjukkan bahwa seller di berbagai platform e-commerce menghadapi kendala di tengah persaingan yang semakin ketat.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa kendala yang paling banyak dihadapi oleh 15 ribu unit usaha e-commerce yang disurvei adalah kurangnya permintaan barang dan jasa. Sekitar 37,65 persen usaha e-commerce yang mengeluhkan hal ini. Kendala lain yang disebut di antaranya juga adalah kurangnya sumber daya manusia yang terampil.

Padahal, data We Are Social menyebut bahwa jumlah orang yang berbelanja secara daring (online) meningkat sebanyak 12,8% menjadi 178,9 juta orang pada 2022 dari tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan animo masyarakat untuk berbelanja online sebenarnya masih sangat tinggi dan potensi pasar masih sangat besar.

Baca juga: Blibli catat pertumbuhan berkat sinergi ekosistem dan omnichannel

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023