Pemerintah bersama perusahan teknologi asal China, Huawei mengembangkan smart campus dan mempercepat transformasi digital di bidang pendidikan untuk Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah bersama perusahan teknologi asal China, Huawei mengembangkan smart campus dan mempercepat transformasi digital di bidang pendidikan untuk Indonesia.
Kolaborasi tersebut terutama diwujudkan melalui agenda Huawei APAC ICT Competition, yang diorganisasi perusahaan tersebut dan diselenggarakan oleh Indonesia.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memupuk talenta bagi industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang diharapkan dapat memenuhi permintaan sumber daya manusia untuk transformasi digital.
Hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara utama, Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal (Purn.) Moeldoko mengatakan bahwa pembangunan manusia telah menjadi program prioritas Presiden Joko Widodo, yang membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030.
"Talenta digital Indonesia akan memiliki peluang untuk bersaing di kancah global jika kita memungkinkan mereka dilatih dan dipersiapkan dengan baik," kata Moeldoko, seraya mengungkapkan bahwa kompetisi tersebut dapat "membentuk lebih lanjut ekosistem digital dan memotivasi para talenta digital di Indonesia.
Moeldoko mengatakan kompetisi itu juga dapat menjadi platform yang efektif dalam mencari dan mengembangkan talenta digital terbaik.
Huawei bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) pada Jumat (17/3) mengumumkan tim pemenang kompetisi berskala internasional itu.
Hal yang menarik adalah lebih dari 4.800 pelajar dan tenaga pengajar Huawei ICT Academy dari 290 universitas dan perguruan tinggi terkemuka di 10 negara di Asia-Pasifik, ikut berpartisipasi.
"Kami berharap para pelajar kita dapat memanfaatkan kompetisi ini sebagai peluang emas untuk meningkatkan pengetahuan TIK dan memperluas perspektif," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek RI Nizam pada acara penyerahan penghargaan kompetisi tersebut.
Nizam juga menilai kompetisi itu juga akan memberikan umpan balik yang diperlukan bagi Kemendikbudristek agar dapat terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengembangan talenta digital.
Vice President Departemen Komunikasi dan Urusan Publik Huawei Asia-Pasifik Zhang Zhengjun memperkenalkan model pengembangan talenta bernama PIPES, yaitu kependekan dari Platforms, Innovation, Professionalism, Experience, and Skills.
"PIPES dirancang untuk menyediakan program pelatihan yang disesuaikan untuk individu dari semua lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, pejabat pemerintah, praktisi TIK, pengusaha, dan masyarakat umum," ujar Zhang.
Zhang mengatakan, melalui PIPES, Huawei membangun saluran talenta yang kuat, bukan hanya untuk perusahaan itu saja, namun juga untuk masa depan digital di seluruh kawasan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023