Magelang, 26/5 (ANTARA) - Komunitas seniman petani Tutup Ngisor Desa Sumber Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Jateng, melakukan hajatan pernikahan warganya dalam kemasan doa keselamatan untuk seluruh masyarakat dari bahaya letusan gunung berapi itu. ANTARA di Magelang, Jumat melaporkan, sepasang pengantin warga setempat yang menjalani akad nikah adalah Widyo Sumpeno (24) putera Bambang Santosa dengan Nurtanti (21) putera Rame. Mereka berasal dari Dusun Tutup Ngisor Desa Sumber Dukun Magelang kawasan Barat Gunung Merapi atau sekitar 10 kilometer dari puncak gunung itu. Sepasang pengantin itu menjalani akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dukun dengan mengenakan pakaian adat Jawa mengendarai traktor tangan dengan aneka hiasan dan diiring ratusan orang mengenakan pakaian kesenian dengan mengendarai sepeda motor. Para pengiring pengantin adalah komunitas seniman petani dari berbagai desa baik di lereng Gunung Merapi maupun Merbabu seperti Desa Petung, Gejiwan, Paten, Gejayan dan Sengi. Komunitas seniman Tutup Ngisor sejak tahun 1937 mengembangkan tradisi hidup berkesenian. Mereka tergabung dalam Padepokan Tjipto Boedoyo Tutup Ngisor terutama melestarikan kesenian wayang orang. "Kami punya hajatan menikahkan anak tetapi sekaligus untuk doa keselamatan dari bencana Merapi, berbagai rangkaian ritual kami lakukan tetapi dalam hati kami secara khusus menyampaikan doa keselamatan," kata Bambang Santosa yang juga salah satu pewaris Padepokan Tjipto Boedoyo Tutup Ngisor itu. Sekitar pukul 12.30 WIB sepasang pengantin diarak berjalan kaki dari rumah Bambang menuju pendopo padepokan oleh ratusan seniman dari berbagai kelompok dan diiringai antara lain tabuhan musik truntung dan alat gamelan. Sepasang laki dan perempuan mengenakan pakaian petani sebagai "cucuk lampah" berjalan paling depan. Sedangkan pengantin ketika keluar dari rumah melewati kain putih sepanjang sekitar lima meter yang digelar di jalan desa tersebut. Selanjutnya pengantin diarak naik traktor menyusuri jalan beraspal sepanjang sekitar seratus meter memasuki halaman padepokan. Pengiring lainnya berjalan kaki sambil menari-nari. Seniman Merapi Ismanto dengan gerakan teatrikalnya memandu pengantin memasuki tiga pintu gerbang dengan berbagai instalasi seni karyanya hingga masuk ke dalam pendopo, tempat para tamu berkumpul untuk resepsi pernikahan tersebut. Saat hendak melewati setiap pintu gerbang itu Ismanto memberikan sebilah pisau kepada pengantin laki-laki untuk membuka kain penutup pintu dengan cara menyobeknya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006