Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika mengatakan jurnalis adalah cendekiawan sehingga harus didukung moral yang baik agar dapat memberikan manfaat dan mewujudkan masyarakat yang demokratis.

"Jurnalis itu punya power yang luar biasa, very powerful," kata Pastika dalam acara FGD dengan tema Peranan Citizen Journalism dalam Mewujudkan Masyarakat Demokratis: Tantangan dan Solusinya di Denpasar, Minggu.

Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 itu, jurnalis harus jauh daya intelektualitas dan imajinasinya juga harus lebih baik serta lebih luas agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

"Saya selalu dapat manfaat dari media, saya tidak pernah merasa jadi korban media. Saya juga tidak antikritik karena kritik itu obat," ujar Pastika dalam acara yang bertempat di ALC (Agro Learning Center) Cekomaria Denpasar itu.

Baca juga: Anggota DPD: Bali perlu kebijakan publik yang kontekstual

Pastika justru merasa kurang yakin dengan pemberitaan yang cenderung hanya memuji-muji. "Yang memuji-muji itu malah bikin saya bingung karena biasanya yang manis bisa bikin diabetes," ucapnya.

Di sisi lain, ia melihat dalam kondisi sekarang ini penting bagi generasi muda untuk tampil berani dan jujur. Kemudian ia menilai yang membedakan manusia satu dengan yang lain adalah daya imajinasi dan kreativitasnya.

"Dengan dua kelebihan itu akan bisa memberikan nilai tambah. Contohnya bagaimana seorang seniman Cokot dengan melihat akar melalui imajinasi dan kreativitasnya bisa mewujudkan karya seni yang luar biasa. Demikian pula dengan seniman Lempad dengan lukisannya yang luar biasa," katanya.

Mantan Kapolda Bali ini berharap anak muda bisa terinspirasi dengan imajinasi dan kreativitas ini.

Baca juga: Anggota DPD RI minta UMKM di Bali tak perlu takut kekurangan modal

Pada acara yang dipandu oleh tim ahli Nyoman Wiratmaja itu menghadirkan narasumber Dr Putu Suasta MA dan Dr Gede Suardana MSi. Diskusi juga diikuti sejumlah akademisi dan kalangan mahasiswa.

Akademisi yang juga mantan jurnalis Dr Gede Suardana mengatakan dengan banyaknya muncul media, dan bahkan kini ada media sosial akan memberi berbagai dampak bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi.

"Media mainstream atau media konvensional harus tetap menjadi kontrol sosial. Jika kebijakan pemerintah salah seharusnya dikritik. Media tetap harus menjalankan fungsi kontrolnya sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," ucapnya.

Informasi, lanjut dia, kini begitu mudah bisa didapatkan masyarakat. Namun kelemahan medsos tidak ada penyaringan dan terkadang yang disebarluaskan itu justru hoaks.

Sementara itu, politisi yang juga pengamat sosial dan budaya Putu Suasta mengatakan media merupakan salah satu bagian pilar penting demokrasi. Ia melihat strategisnya anak muda dalam melakukan perubahan.

Baca juga: Anggota DPD ajak pengusaha Bali kuasai pemasaran produk

"Dengan jumlah pemilih pada Pemilu 2024 yang akan didominasi anak muda, maka anak muda menjadi penentu masa depan bangsa. Oleh karena itu, anak muda harus berani, cerdas, dan tampil di depan," ujarnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023