Dili5 (ANTARA News) - Timor Leste, Jumat, menyerahkan tugas pengamanan kepada tentara Australia guna memulihkan keamanan di Dili dan menghentikan pertumpahan darah antara tentara pemerintah dan tentara pemberontak. Setelah 15 orang tewas dan banyak rumah dibakar dalam kerusuhan sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ramos Horta mengatakan tentara Timor Leste telah diperintahkan untuk kembali ke barak mereka. Ia mengatakan tentara Australia yang tiba Kamis akan mengambil-alih tugas pengamanan Dili, ibukota Timor Leste, yang baru merdeka sejak 2002. "Kini tentara Australia adalah satu-satunya tentara yang memegang kendali pengamanan," kata Horta dalam wawancara dengan AFP. Keputusan itu telah mendapat persetujuan dari Presiden Xanana Gusmao, Perdana Menteri Mar`i Alkatiri dan ketua parlemen nasional dalam pertemuan Kamis petang, katanya. "Dalam hal menyangkut orang yang berkeliaran di jalan dan membawa senjata api, parang dan sebagainya, itu adalah tugas tentara kita untuk meyakinkan bahwa perbuatan semacam itu tidak berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer. "Itu bukan hal yang mudah buat mereka namun, mereka akan berusaha untuk mencapai hal itu," katanya. Suara baku-tembak masih terdengar di beberapa tempat di Dili, Jumat pagi, sehari setelah kerusuhan terburuk sejak terjadinya pergolakan bulan lalu, menyusul dugaan perlakuan diskriminatif dalam tubuh angkatan darat terhadap pasukan dari bagian timur negara kecil itu. Pemerintah memecat 600 dari 1.400 anggota militer setelah mereka mogok dan bentrokan sporadis meningkat minggu ini yang ditandai dengan gerombolan berkeliaran di jalan-jalan dan kedua kubu terlibat dalam baku-tembak. Dalam penyerangan terburuk hari Kamis, tentara pembangkang menembaki polisi tanpa dilengkapi senjata setelah terjadinya kebuntuan, sehingga sembilan orang tewas dan 27 orang lagi cedera, kata Sukehiro Hasegawa, ketua misi PBB di negara itu. Sementara itu, wartawan AFP menemukan satu rumah yang habis terbakar di dekat bandara internasional di Dili, Jumat pagi. Di dalam rumah itu ditemukan jenazah lima wanita dan seorang anak dengan tubuh terbakar. Warga setempat menuturkan empat pria memecah jendela rumah itu Kamis malam. Mereka menyiram bensin ke dalam rumah itu lalu membakarnya. Beberapa mayat ditemukan dalam sebuah lemari. Mereka tampaknya telah berusaha keluar dari rumah itu untuk menghindari kebakaran. "Itu seperti yang terjadi pada tahun 1999," kata seorang warga Jose Moucho. Australia kembali mengirim sekitar 180 tentara ke Dili, Jumat pagi. Secara keseluruhan Australia berencana mengirim sebanyak 1,300 prajurit. Penjabat komandan Lt. Kol. Michael Murford mengatakan tugas utama tentaranya adalah membantu kedua belah pihak melakukan perundingan. Namun ia mengingatkan tentaranya akan bereaksi jika mereka diserang. "Kami pasti bisa melindungi diri dan orang-orang yang tak bersalah yang mungkin akan menjadi korban konflik itu," katanya. Perdana Menteri Australia John Howard mengatakan, Jumat, keberadaan tentara Australia di Dili atas undangan pemerintah setempat dan menambahkan ia mengharapkan akan adanya perbaikan di bidang politik sebagai imbalan bantuan militer tersebut. Selain Australia, Timor Leste juga telah meminta Malaysia, Selandia Baru dan Portugal untuk mengirim anggota polisi atau militer ke Dili. Mereka menyatakan kesediaan mereka dan Jumat pagi tentara Malaysia telah tiba di Dili. (*)
Copyright © ANTARA 2006