saya dan Zahirah terus saling menyemangati untuk tetap fokus pada tujuan kami
Surabaya (ANTARA) - Hari pertama wisuda ke-127 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, terselip cerita unik di dalamnya.
Dari 601 wisudawan yang dikukuhkan, ada sepasang wisudawan kembar yang kompak lulus dalam kurun waktu 3,5 tahun dan sama-sama menyandang predikat cumlaude. Keduanya adalah Zahra Fithriyah Muna dan Zahirah Salma Nuha dari Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS.
Zahra dan Zahirah memutuskan untuk berkuliah di satu program studi yang sama di ITS karena memiliki hobi dan passion yang sama. Sedari awal, mereka memang menargetkan untuk dapat menempuh jenjang perkuliahan bersama-sama.
Kembar identik itu juga memiliki target jangka panjang untuk dapat lulus cepat dan mendapat predikat cumlaude. Hal ini dibuktikan dengan ketekunan Zahra dan Zahirah dalam mengatur waktu dan timeline perkuliahan.
Pada awalnya, Zahra dan Zahirah memang sempat ragu untuk merealisasikan target tersebut, mengingat belum ada mahasiswa DKV yang berhasil lulus dalam kurun waktu 3,5 tahun. Apalagi adanya stereotype mengenai jurusan desain yang terkenal sulit selama ini. Namun, hal tersebut tak menyurutkan semangat mereka.
Berkat dukungan dari orang tua, lingkungan, dan usaha yang selalu dilakukan keduanya, target tersebut akhirnya dapat tercapai. "Walau sempat pesimistis, saya dan Zahirah terus saling menyemangati untuk tetap fokus pada tujuan kami," tutur Zahra Fithriyah Muna.
Zahra yang kerap juga disapa Ara ini mengungkapkan, untuk bisa menuntaskan perkuliahan dalam kurun waktu 3,5 tahun bukanlah suatu hal yang mudah.
Jadwal keduanya menjadi cukup padat mengingat banyaknya target yang harus diselesaikan, hingga akhirnya bisa lulus dalam kurun waktu 3,5 tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) berpredikat cumlaude.
Zahra lulus dengan IPK 3,74 dan Zahirah dengan IPK 3,77. "Kami berusaha untuk konsisten memaksimalkan satuan kredit semester (SKS) yang diambil tiap semesternya," tutur Zahra.
Segudang prestasi
Tak hanya itu, dua gadis berkacamata ini pun turut menorehkan segudang prestasi sepanjang perkuliahannya. Keduanya berhasil menorehkan prestasi pada Pergelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 2020 sebagai 20 besar finalis animasi terbaik, juara harapan I nasional bidang animasi Gemastik 2021, serta juara I dan III Animakini 2021.
Tidak hanya aktif dalam berkompetisi, si kembar ini juga aktif di berbagai organisasi. Menurut Zahirah Salma Nuha, aktif berorganisasi dan mengikuti berbagai kompetisi dapat menambah wawasan, pengalaman baru, serta menunjang portofolio.
Hal inilah yang mengantarkan Zahra dan Zahirah mendapatkan predikat sebagai mahasiswa teraktif 2021 yang diberikan oleh Hima Rupa DKV ITS.
Sebagai saudara kembar yang sama-sama menempuh pendidikan di satu program studi, keduanya menceritakan bagaimana kerap saling mengingatkan dalam pengerjaan tugas atau sekadar belajar bersama. Mereka pun saling memberikan semangat dan motivasi untuk bisa mencapai targetnya.
Zahirah bercerita bahwa tak sedikit kejadian unik yang dirasakan keduanya selama menjalani perkuliahan. "Sering ditanya bedanya apa, tidak jarang juga tertukar kalau menyapa," tutur gadis asli Surabaya itu.
Buat motion comic sebagai media pembelajaran
Dalam tugas akhir (TA), Zahra dan Zahirah sama-sama membuat karya motion comic sebagai media pembelajaran. Zahirah mengangkat tema edukasi food waste dengan judul Tapak Sena yang dikemas dengan bahasa serta penyampaian yang mudah dipahami oleh anak-anak.
Ia berharap serial motion comic-nya ini dapat menambah perhatian anak-anak terhadap makanan dan lebih menghargai makanan.
Berbeda dengan Zahirah, Zahra mengangkat tema antiperundungan siber atau cyberbullying yang berjudul Sekawan Berpijar dengan target menggencarkan pemahaman tentang enam dimensi dari profil Pancasila.
Dirinya berharap motion comic yang dibuatnya ini dapat berimbas positif dan para pelajar bisa lebih memahami serta menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Ke depan, saudara kembar ini memiliki target yang sama, yakni melanjutkan studi pascasarjana di luar negeri. Mereka juga menargetkan untuk mengambil program studi dan universitas yang sama pula.
Keduanya berpesan pada para generasi muda untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam meraih cita-cita. "Jangan lupa untuk terus berdoa, libatkan kuasa Tuhan di setiap usaha kita," kata Zahirah.
ITS luluskan 1.280 mahasiswa
Sebanyak 1.280 wisudawan secara resmi dinyatakan lulus oleh Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari pada prosesi wisuda ke-127 yang diselenggarakan di kampus setempat selama 2 hari, Sabtu-Minggu (18-19/3).
Wisudawan terdiri atas jenjang sarjana terapan (D-4), sarjana (S-1), magister (S-2), dan doktor (S-3). "Total 350 wisudawan di antaranya dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude," tutur Rektor yang akrab disapa Ashari ini.
Pada hari pertama prosesi wisuda, diikuti oleh lulusan dari Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK), Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD), Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), serta Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD). "Jumlah wisudawan hari pertama sebanyak 601 orang," kata Ashari.
Dilanjutkan pada Minggu (19/3) besok, wisuda sesi kedua diikuti oleh 679 wisudawan dari Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS), Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC), Fakultas Vokasi (FV), serta Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT).
Predikat wisudawan program S-3 terbaik diraih oleh Yenni Pintauli Pasaribu dari Departemen Kimia dengan torehan IPK sempurna 4,00. Pencapaian yang sama juga didapatkan oleh mahasiswa S-3 Departemen Kimia lainnya, yaitu Yorinda Buyang dan R. Arizal Firmansyah, yang memperoleh IPK 4,00.
Lebih lanjut, IPK 4,00 pada program S-3 didapatkan pula oleh Deril Ristiani dari Departemen Fisika, Ivan Darma Wangsa dari Departemen Teknik Industri (by Research), serta Vendy Hendrawan Suprapto dari Departemen Manajemen Teknologi.
Predikat wisudawan terbaik program S-2 berhasil diperoleh oleh Alya Awinatul Rohmah dari Departemen Kimia (by Research) dengan IPK 4,00. Wisudawan terbaik program S-2 dengan IPK sempurna 4,00 juga berhasil didapatkan oleh wisudawan dari Departemen Teknik Informatika, yaitu Imam Ghozali dan Sheinna Yendri.
Untuk program S1, wisudawan terbaik diberikan kepada Steven Wijaksana dari Departemen Aktuaria dengan capaian IPK nyaris sempurna 3,98 dan masa studi 3,5 tahun.
Adapun Felysia Isman dari Departemen Teknik Material dan Metalurgi yang turut mendapatkan predikat wisudawan terbaik dengan perolehan IPK 3,97 dan berhasil menyelesaikan studinya dalam 7 semester. Berikutnya, wisudawan terbaik program D-4 berhasil diraih oleh Albertus Eka Putra Haryanto dari Departemen Statistika Bisnis dengan IPK 3,89.
Sementara itu, lulusan termuda disandang oleh Salsabilla Aulia Fitri dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan jenjang S-1 dengan usia 20 tahun 3 bulan. Sedangkan Achmad Helmi dari program S-2 Departemen Manajemen Teknologi Manajemen Proyek lulus sebagai wisudawan tertua di usia 69 tahun 8 bulan.
Pada prosesi wisuda kali ini, ITS turut meluluskan dua mahasiswa asing, yaitu Herjulina Filipe Rangel asal Timor Leste dari Departemen Teknik dan Sistem Industri serta Peter Steve Ngabwe asal Zambia dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023