Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Palestina sepakat untuk menjajaki kemungkinan penempatan seorang utusan khusus atau pejabat Indonesia di negara Palestina. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda pada acara konferensi pers bersama dengan Menlu Palestina, Mahmoud al-Zahar, di Gedung Pancasila, Departemen Luar Negeri (Deplu) Jakarta, Jumat. "Indonesia mengungkapkan keinginannya untuk memiliki kontak langsung dengan pemerintan baru Palestina dan kini kami tengah menjajaki kemungkinan tentang kantor," kata Menlu. Indonesia, kata Menlu, mendukung upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Palestina untuk mewujudkan perdamaian di Palestina. "Kami hormati keberhasilan pemilihan umum dan siap untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah yang baru," katanya. Pada kesempatan itu Menlu juga mengungkapkan keprihatinan Indonesia atas situasi terakhir di Palestina, salah satunya kesulitan keuangan yang dihadapi Palestina setelah sejumlah negara Barat menghentikan bantuan keuangannya. Indonesia, kata Menlu, mendukung penuh negara Palestina untuk mendirikan negara yang damai, aman, adil dan sentosa di tanahnya. "Pada peringatan Konferensi Asia-Afrika yang ke-50 tahun lalu di Bandung, para pemimpin negara kembali mengulang dukungannya terhadap hak seluruh bangsa untuk merdeka, dan mengungkapkan keprihatinannya pada Palestina yang masih dalam pendudukan," katanya. Pendudukan itu, kata Hassan, mengakibatkan munculnya sejumlah masalah antara lain bencana kemanusiaan. Sementara itu, Menlu Al-Zahar mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan kompromi atas hak untuk merdeka. Menurut dia, rakyat Palestina akan terus mempertahankan haknya karena hak atas kemerdekaan, agama dan sejarah bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dikompromikan. Saat ditanya mengenai arti posisi Indonesia bagi Palestina, dia mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia memainkan peranan penting yang dihormati oleh dunia internasional dalam rangka mewujudkan perdamaian di Palestina. Dia juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Palestina menyambut baik keinginan Pemerintah Indonesia untuk menunjuk utusan khusus bagi Palestina. Sementara itu, ketika mengunjungi Arab Saudi, Kuwait, Qatar serta Persatuan Emirat Arab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai kesempatan mengungkapkan ia akan segera menunjuk seorang utusan khusus atau pejabat Indonesia untuk ditempatkan di negara Palestina misalnya kota Ramallah. Penunjukan itu untuk menyatakan pada pemerintah Palestina bahwa Indonesia tidak hanya mendukung rakyat Palestina secara moral, tetapi siap melaksanakan berbagai langkah kongkret. Kunjungan Presiden Palestina Pada kesempatan itu Hassan juga mengungkapkan mengenai rencana kunjungan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, ke Jakarta pada Juni 2006. Menurut Menlu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela kunjungannya ke sejumlah negara di Timur Tengah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan keduanya menyepakati kunjungan kepala negara Palestina itu ke Jakarta pada Juni mendatang. "Presiden Palestina, Mahmoud Abbas akan ke Indonesia bulan depan," kata Hassan. Sebelumnya Hassan mengatakan sebenarnya Yudhoyono ingin bertemu langsung dengan Presiden Palestina pada saat mengunjungi negara-negara Timur Tengah, namun karena Mahmoud Abbas sedang sibuk sekali, maka pertemuan secara fisik itu terpaksa tidak bisa dilakukan. Akhirnya kedua kepala negara melakukan pembicaraan melalui telepon. (*)
Copyright © ANTARA 2006