Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU, KH Drs A Hasyim Muzadi, meminta ketua Dewan Syuro DPP PKB, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan aktivis Front Pembela Islam (FPI) untuk sama-sama menahan diri, karena konflik di antara mereka akan dapat mencoreng image Islam. "Saya kira, mereka sebaiknya sama-sama menahan diri. Gus Dur sebaiknya mengurangi statemen yang bersifat konflik, tetapi FPI juga jangan mengambil alih peran polisi. Kalau semua mau menahan diri, saya kira akan selesai," katanya di Surabaya, Jumat. Di sela-sela peresmian Masjid Khadijah di lingkungan Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial (YTPS) NU Khadijah, Wonokromo, Surabaya, ia mengemukakan hal itu menanggapi kericuhan diskusi RUU APP di Purwakarta yang dilakukan FPI dengan Gus Dur selaku pembicara kunci. Menurut Hasyim Muzadi yang menjadi Ketua Umum PBNU pasca Gus Dur itu, FPI jangan mengerahkan massa jika tidak cocok dengan sesuatu, karena hal itu sama halnya dengan mengambil peran aparat kepolisian. "Jangan pakai massa, jangan mengambil peran aparat kepolisian, tapi lakukan protes lewat jalur hukum. Kalau menganggap polisi juga kurang sigap ya tempuh jalur hukum, bisa lewat somasi, atau upaya hukum lainnya," katanya. Dalam acara yang dihadiri Wawali Surabaya, H Arief Affandi, itu pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang, tersebut menjelaskan pihaknya sangat memprihatinkan cara FPI dalam menyikapi Gus Dur, gereja, Ahmadiyah, dan tempat hiburan dengan razia, sweeping, dan pengerahan massa. "Itu sudah berlebihan. Saya minta kelompok penekan berkarakter agama seperti FPI jangan mencoreng nama Islam, karena kita memang tidak mungkin membuat pendapat atau agama semua manusia itu sama dengan kita, tapi Gus Dur juga perlu mengurangi statemen yang bersifat konflik, meski sulit," katanya. Mantan ketua PWNU Jatim itu membantah massa yang "membalas" FPI di berbagai tempat, seperti massa Garda Bangsa PKB Jatim di Jalan Perak Barat, Surabaya (24/5), merupakan massa NU, meski mereka yang berasal dari PKB itu sangat mungkin juga warga NU. "Itu bukan massa NU, karena Gus Dur itu juga NU yang sedang berada dalam fungsi PKB, karena itu mereka bukan menjadi tanggungjawab NU, apalagi konflik yang berkembang itu bukan menyangkut umat NU, melainkan kepentingan yang tak ada kaitan dengan keumatan," katanya. Ketika ditanya kelambanan polisi, mantan Cawapres dalam Pilpres 2004 itu menilai pihaknya memang sudah menemui Kapolri untuk bersikap tegas dalam berbagai peristiwa yang memang menjadi kewenangan polisi secara hukum, sehingga tak diambil alih pihak lain. "Polri sering menyatakan jika mereka kesulitan mengerahkan anggotanya, karena massa yang dihadapi lebih banyak. Saya katakan, anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna) se-Indonesia akan siap membantu polisi, asal diminta dan sifatnya membantu di belakang polisi," katanya. Peresmian masjid di kompleks SD, SMP, dan SMA Khadijah itu juga dihadiri Ketua PWNU Jatim, KH Dr Ali Maschan Moesa Msi, Ketua YTPS NU Khadijah, Drs Hj Khofifah Indar Parawansa, dan pengasuh Pesantren Ilmu Al-Qur`an, Singosari, Malang, KH Bashori Alwi. (*)
Copyright © ANTARA 2006