Kita lakukan pemeriksaan secara rutin setiap bulan untuk memastikan data-data pengungsi di community house
Jakarta (ANTARA) - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) DKI Jakarta melakukan pendataan terhadap 1.800 pengungsi Warga Negara Asing (WNA) yang berasal dari negara yang tengah berkonflik.
"Kita lakukan pemeriksaan secara rutin setiap bulan untuk memastikan data-data pengungsi di community house," kata Kepala Rudenim DKI Jakarta, Dimas Pramudito, saat ditemui di Kalideres, Jakarta, Jumat.
Perlu diketahui, community house merupakan tempat tinggal yang ditempati WNA pengungsi atau pencari suaka.
Mereka dipindahkan ke lokasi community house oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai organisasi internasional yang memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi pencari suaka.
Dimas melanjutkan mayoritas WNA yang didata berasal dari negara konflik seperti Myanmar, Afganistan, hingga Sudan.
Mereka didata secara rutin agar pemerintah dan UNHCR bisa memantau jumlah WNA yang tinggal di wilayah Jabodetabek.
"Pengungsi asing ini berada di beberapa lokasi seperti Serpong, Bekasi, Srengseng Jakarta Barat, dan beberapa lokasi lain," jelas Dimas.
Saat ini, pihak Rudenim tengah mengembangkan aplikasi khusus untuk memudahkan petugas melakukan pendataan.
Aplikasi yang dikembangkan Rudenim tersebut bernama Ressist (Refugee Registration and Supervision System) atau sistem pendaftaran dan pengawasan pengungsi.
Nantinya, para warga asing yang ada di community house bisa mengisi data secara mandiri lewat kode batang di aplikasi ini. Data tersebut akan langsung masuk ke pemerintah Indonesia dan UNHCR
"Ini berguna untuk memudahkan memberi data ke pusat atau ke UNHCR terkait data pengungsi saat ini," jelas Dimas.
Baca juga: Pengungsi asing Kalideres akui tak diperlakukan manusiawi oleh UNHCR
Baca juga: Kemenko Polhukam tegaskan tak ada pengusiran pencari suaka Kalideres
Baca juga: Masih ada 300 pencari suaka di Kalideres
Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023